;

Translate

Monday, December 31, 2012

Budidaya Durian dan Cara Menanam Durian

Monday, December 31, 2012

Budidaya durian dan cara menanam durian sudah banyak dilakukann oleh para petani di Indonesia, namun untuk meningkatkan kualitas hasil pertania kita butuh informasi yang lebih banyak tentang seputar budidaya dirian ini.

seperti kita ketahui kualitas durian yang cukup baik dan dikenal di dunia internasional yaitu dari negara Thailand. Tetapi sekarang di Indonesia sudah banyak petani yang dapat menghasilkan buah durian yang tidak kalah bagusnya di banding dari negara-negara lain, karena petani durian di Indonesia sekarang sudah banyak menggunakan metode-metode cara budidya durian maupun cara menanam durian dengan baik. di catatan kali ini kita akan membahas bagaimana cara budidaya durian yang baik agar kualitasnya dapat memuaskan.

Iklim


Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000 – 3500 mm/tahun dan minimal 1500 – 3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1 – 2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus.
Intensitas matahari yang dibutuhkan durian adalah 60 – 80%. Durian yang baru ditanam di kebun tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20 – 30°C pada suhu 15°C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35°C daun akan terbakar

Tanah

Jenis tanaman durian menghendaki tanah yang subur dan kaya bahan organic. Partikel tanah seimbang antara pasir, tanah liat dan debu sehingga mudah membentuk remah.
Tanah yang cocok untuk tanaman durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi. Dan keasaman tanah yang cucuk untuk durian adalah (pH) 5 – 7, dengan pH optimum 6 – 6,5.

Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalaman cukup, antara 50 – 150 cm dan 150 – 200 cm. jika kedalaman air terlalu dangkal rasa buah tidak manis tetapi tanaman akan kekeringan apabila terlalu dangkal.

Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit atau memiliki kemiringan yang cukup tinggi kurang baik disbanding dengan lahan yang datar.

budidaya, durian, cara, menanam, tanaman

Pembibitan


Bentuk fisik benih yang baik harus memiliki sifat-sifat genetic yang baik dan tidak mengandung penyakit, setelah didapat benih baru kita tentukan benih yang baik  dan sehat dengan cara pemilihan sebagai berikut:

1.    Bentuk, ukuran dan warnanya harus seragam, kalau benih itu bulat semuanya harus berbentuk bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong), begitupun kalau kita pipih berarti harus semua pipih. Ukuran dan warna harus seragam, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil.

2.    Permukaan benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur.

3.    Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya.

4.    Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa.

Ciri benih yang baik yaitu dapat dilihat langsung pada saat akan dibeli. Benih yang baik memiliki daya tahan tubuh yang baik, cara memilihnya kita bisa melihat salah satu benih dengan cara mengupasnya kemudian lihat lembaga dan cadangan makanan yang cukup untuk menumbuhkan lembaga itu untuk menjadi tanaman muda. Namun ada juga benih yaung sudah dikemas, hal ini memang sulit untuk kita mengecek baik tidak nya benih tersebut, walaupun sudah memiliki jaminan sertifikat. Hal itu tidak menjamin benih bagus sepenuhnya.

Persaratan biji untuk bibit sebagai berikut:

a.    Asli dari induknya
b.    Segar dan sudah tua
c.    Tidak kisut
d.    Tidak terserang hama dan penyakit
Penyiapan Benih dan Bibit

Perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generative (dengan biji) atau vegetative (okulasi, penyusunan atau cangkok).

a.    Pengadaan benih dengan cara generative

Memilih biji-biji yang murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang terpilih dikeringkan di tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah atau rusak dan merosot daya tahan tubuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2 – 3 minggu sesudadh diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.

b.    Pengadaan bibit dengan cara okulasi

Persyaratan biji yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, system perakaran bagus dan produktif, biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 8 – 10 bulan, dengan cara:

  1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). dipilih mata tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
  2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2 – 3 cm sehingga mirip lidah.
  3. Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
  4. Sisipkan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak. 
Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.

c.    Penyusuan

•    Model tusuk atau susuk

Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju ke arah pucuk. Panjang belahan antara 1 – 1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan ke belahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali raffia.

Selama masa penyusunan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang bawah harus dusangga atau diikat pada tanaman induk (batabg tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup, biasanya, setelah 3 – 6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model susuk atau tusuk ini dapat lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang  masih muda atau belum berkayu keras.

•    Model sayatan
  1. Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama.
     
  2. Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.
     
  3. Setelah kedua batang tersubut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.
     
  4. Setelah 2 – 3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama  beratri penyususan tersebut berhasil.
     
  5. Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong atau dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
     
  6. Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari ranting atau cabang pohon durian dewasa.

d.    Cangkokan

Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besr cabang tidak lebih besar dari ibu jari (diameter = 2 – 2,5), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, kalau pada musim kering kita harus menyiramnya secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut :
  1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari  dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.
  2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sihingga kulitnya terlepas.
  3. Bersihkan lender dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.
  4. Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). 
  5. Jika menggunakan tanah, tambahkan puppuk kandang atau kompos denga perbandingan 1 : 1. Media cangkok dibungkus dengan plastic atau sabut kelapa, kemudian kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.

5.    Sekitar 2 – 5 bulan, akar akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam dikeranjang persemaian berisi media tanah yang subur.
Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan

Bibit durian sebaik ditanamnya tidak ditanam langsung dilapangan, tetapi disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian, biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan dulu sebelum ditanam dipersemaian atau langsung ditanam di polibag.

Caranya biji dideder di plastic atau anyaman bamboo, dengan media tanah dan pasir perbandingan 1 : 1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6 – 8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20 – 23 °C). biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup bagian calon akar tunggang menempel ke tanah, dan sebagian masih kelihatan  si atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan yang lainnya adalah 2 cm membujur dan 4 – 5 cm melintang.

Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan fungisida, kemudian kota sebelah atas ditutup pelatstik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2 – 3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung akar langsug masuk kedalam media yang panjangnya ± 3 – 5 cm. saat itu tutup plastic sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan dipersemaian pembesar atau polibag.

Pemindahan Bibit

Bibit yang akan di pindahkan kelapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75 – 150 cm atau berumur 7 – 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.

Pengolahan Media Tanam

1.    Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu atau jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.

2.    Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanam bibit berlangsung. Batu-batu  besar, alang-alang, poko-poko batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang dapat mengganggu pertumbuhan.

3.    Pembentukan Bedeng
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi gembur, kemudian campur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi.
Untuk ukuran bedengab lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1 minggu. Pada saaat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan jamur atau bakteri pembusuk jamur.

Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh askarnya ditanam dengan jarak 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibutkan lubang tanam  sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.

4.    Pengapuran
Keadaan tanaha yang kurang subur, seperti tanah podzolik (merah kuning) dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 – 6 dan penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi dengan pengapuran. Pengapuran sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%. 2 samapai 4 minggu sebelum pengapuran, sebainya tanah dipupuk dulu dan disiram 4 – 5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsure Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomite.

Teknik Penanaman

1. Penentuan Pola Tanam

Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta system budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m.

Intensifikasi kebundurian, terutama waktu biibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidya tupangsari yang biasa dilakuakan yakni dengan tanaman horti (Lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanag dan ubi jalar).

2. Pembuatan Lubang Tanam

Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1m. saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, dan tanah galian bawah dikumpulkan di sebelah kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali. Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukan  setelah dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk kandang dan 1 kg fosfat.

Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampur insektisida butiran seperti furadan 3 G. selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20 – 30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan. Penutup lubang sebaiknya dilakukan 7 – 15 hari sebelum penanaman bibit.

3. Cara Penanaman

Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75 – 150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat. Lubang tanam yang tertutup digali kembali dengan uukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut:
  1. Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati).
  2. Bibit dimasukkan ke dalam tanam sampai batas leher.
  3. Lubang di tutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
  4. Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
  5. Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung
Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pembuahan setiap tahunnya.
Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).

Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormone tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormone disemprotkan, bunga yang telah dibuahi  akan  tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan ± 50-60% dari seluruh buahyang ada.

2)  Penyiangan

    Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (± diameter 1 m dari pohon durian ).

3)  Pemangkasabn/perempelan

     a.  Akar daun
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetative tanaman sampai 40% selama± 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama.

Waktu pemotongan  akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan : kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang.

     b. Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak tertahan. Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat diolesi meni atau ditempeli lilin paraffin.

 Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapart diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah ± 1-1,5 m atau 2-2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak boleh terlalu dekat dengan tanah.

     c.  Pembentukan tanaman yang terlanjur tua

 Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukujp dibanduli atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dngan kalep agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan pasak. Denganb demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah horizontal.

4). Pemupukan

    Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsure hara yang terkandung dalam tanah.

a.    Cara memupuk

Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Swsudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan  kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.

b.    Jenis dan dosis pemupukan

Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun.

Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organic kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yang telah berumur 3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20-25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya.

Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat berkisar antara 120-200 kg/pohon, menjelang durian berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).

5).  Pengairan dan Penyiraman

Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibi durian yang baru ditanam membvutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu.

Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.

6). Waktu penyemprotan pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna.
Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga. Untuk cendawan cukup melaburi batabg dengan fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian ditaburi oleh fungisida tersebut.

7). Pemeliharaan Lain
Pemeliharaan zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikn unsure tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.
Hama dan Penyakit

Hama
1. Penggerek buah (jawa:Gala-gala)

Hama jenis ini cukup merisaukan pemilik tanaman durian. Bagaimana tidak, mereka melihat batang tanamnya penuh dengan lubang bekas gerekan hama. Hama penggerek mula-mula meyerang kulit batang. Kemudian, ia membuat lubang ke arah bagian dalam sampai menembus jaringan kayu. Akibatnya pembuluh kayu dan pembuluh tapisdi dalam jaringan kayu mengalami gangguan dalam aktivitasnya mengangkut air beserta zat hara dari bawah (akar) ke atas (daun, ranting, dan bunga). 

Karena tidak sempurnanya lalulintas pengangkutan air dan zat hara tersebut, suplai air dan zat hara ke seluruh bagian tanaman, termasuk ke daun pun terganggu. Padahal bagi tanaman, daun merupakan dapur untuk mengolah makanan yang dibutuhkan bagian tanaman lain. Efeknya, fungsi daun menjadi tidak normal, pertumbuhan tanaman terganggu, dan cabang atau ranting yang tergerek akan cepat menjadi kering dan mati karena rusaknya pembuluh kayu secara total.

Cara penanganan kerusakan tumbuhan akibat hama penggerek tersebut, sebaiknya pemilikk tanaman durian lebih teliti mengamati kondisi tanamannya. Jika terlihat ada cabang atau ranting yang berlubang bekas gerekan, cabang atau ranting tersebut harus segera dipotong dan larva penggerek harus dimatikan. Caranya dengan membelah bagian ranting yang digerek dan membunuh larva yang ditemukan itu. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan bagian cabang atau ranting berlubang tersebut lalu membakarnya.

Namun, bagaimana bila hama penggerek itu telah melubangi batang utama. Tentu saja kita dapat memotongnya. Tindakan yang perlu kita lakukan adalah dengan menyumbat lubang itu menggunakan kapas yang telah diberi insektisida. Akan tetapi, sebelumnya lubang itu telah dibersihkan.

Namun, bagaimana bila cabang atau bagian batang yang terserang berada pada ketinggian yang sulit dijangkau. Dalam keadaan seperti itu, cara termudah adalah dengan penginfusan insektisida sistemik. Dengan demikian, racun insektisida dapat disalurkan ke seluruh tubuh tanaman dengan jaringan yang ada.

Cara melakukannya adalah dengan melubangi batang dengan menggunakan bor dengan arah miring sedalam3-10 cm. Kemudian ke dalam lubang itu dimasukan selang kecil. Ujung selang lainnya di masukan ke dalam botol yang berisi insektisida. Botol insektisida itu diikat pada batang bagian atas lubang. Jangan lupa batang yang berlubang setelah dimasukkan selang agar diberi pengedap.

Namun demikian, penginfusan akan berbahaya bila waktunya tidak tepat. Penginfusan insektisida dapat mencemari buah yang akan dipanen. Untuk itu, pemberian insektisida secara infuse sebaiknya dihentikan selama satu bulan sebelum buah dipanen.

Untuk menghindari berbagai resiko tersebut, jalan terbaik adalah dengan melakukan penginfusan akar sejak tanaman mulai berguna. Setelah itu dapat dibantu dengan pembrongsongan pada saat buah pentil untuk mencegah buah dari serangan penggerek yang datang kemudian.

Ciri: Penggerek ini biasanya meletakkan telur pada kulit buah dan dilindungi oleh jarring-jaring mirip rumah laba-laba. Larva yang telah menetas dari telur langsung menggerek dan melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah sampai menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua.

Penyebaran: Serangga penggerek buah menyebar dengan cara terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga penggerek buah ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan bertelur ini dilakukan secara periodic setiap menjelang musim kemarau.

Pengendalian: dilakukan dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.

2.    Lebah mini

Ciri:hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna coklat kehitaman dan sayapnya bergaris putih lebar.Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat(larva), hama ini menyerang daun-daun durian muda. Selama ham tersebut mengalami masa istirahat (bentuk kepompong), mereka akan menempel erat pada kulit buah. Setelah menjafdi lebah, serangga ini mencari makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda dan memakan daun-daun muda.
Pengendalian: menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40 EC (Triazofos 420 gram/lier), dan insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis 420 gram/liter dan Ternik 106 (Aldikarl 10%).

3.    Ulat penggerek bunga (Prays citry)

Ulat ini menyerang tanaman ytang baru berbunga, terutama bagian kuncup bunga dan calon buah.
Ciri: ulat ini warna tubuhnya huijau dan kepalanya merah coklat, setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu dan bertubuh langsing.
Gejala: Kuncup bunga yang terserang akan rusak dan putiknya banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan ta juk bunganya pun rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek ulat.

Penularan ke tanaman lain dilakukan olah kupu-kupu dari hama tersebut.
Pengendalian: dilakukan dengan menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide 40 EC , nuvacrom SWC. Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).

4.    Kutu loncat durian

Ciri: serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya diselimuti benang-benang lili putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya mirip dengan kutu loncat  yang menyerang tanaman lamtoro.
Gejala: kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang bdaun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol.
Pengendalian; daun dan ranting-ranting yang terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5 liter air.

Penyakit

1.    Phytopthora parasitica dan Pythium complectens

Penyebab: Pythium complectens, yang menyeranmg bagian tanaman seperti daun, akar dan percabangan.
Penularan dan penyebab: penyakit ini menular dengan cepat ke pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yang terluka.
Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan organic yang tersangkut air.
Gejalanya: daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk.

Pembusukan pada akar hanya terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi coklat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.

Pengendalian: (1) upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan; (2) pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar: (3) pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebih tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.

2.    Kanker bercak

Penyebab: Phythium palvimora, terutama menyerang bagian kulit batang kayu.
Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dengan butir-butir atau bahan organic yang tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12-35 derajat C. Gejala: kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas kr dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.

Pengendalian: (1) perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk batang yang sakit (5) dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit sampai ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.

3.    Jamur upas

Gejala: pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba  pada cabang-cabang. Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.

Pengendalian: (1) serangan jamur yang masih pada tingkat sarang laba-laba dapat dilakukan dengan cara melumasi cabang yang terserang dengan fungisida, misalnya calizin RM; (2) jika jamur sudah membentuk kereak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kira-kira lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur;(3) dengan menyemprotkan Antocol 70 WP (propined 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air sampai air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

 

Pecinta Tanaman - 7:44 AM

Wednesday, December 26, 2012

Budidaya Pala dan Budidaya Tanaman Pala

Wednesday, December 26, 2012

Budidaya pala dan budidaya tanaman pala banyak dikembangkan para petani di Indodnesia baik perorangan maupun yang dikelola oleh perusahaan, karena tingginya permintaan pala untuk kebutuhan di dalam negeri maupun di luar negeri, maka tanaman ini cukup menarik minat para pebisnis khususnya di dunia agrobisnis.

Budidaya pala dan budidaya tanaman pala di Indonesia cukup pesat perkembangannya, karena selain kebutuhan pala untuk bumbu masak sekarang banyak yang memproduksi pala untuk dikembangkan sebagai bahan obat-obatan seperti minyak aeteris, minyak asiri dll yang semuanya terbuat dari biji pala, dan minyak ini dapat diproduksi dalam berbagai produk lainnya.

Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah budidaya pala, dibawah ini penjelasannya

1.    Keadaan Iklim

Tanaman pala memerlukan iklim tropis yang panas dengan curah hujan yang tinggi tanpa adanya periode(masa) kering yang nyata. Di daerah yang tropis seperti Indonesia, tanaman pala dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh. Misalnya, di Pulau Banda tanaman pala tumbuh pada ketinggian 500 m dari permukaan laut(dpl). Namun, tanaman pala di daerah yang ketinggian tempatnya di atas 700 m dpl., dinilai tidak produktif.

Secara umun tanaman pala tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl., dengan suhu udara optimum berkisar antara 20°C-30°C, kelembapan antara 50%-80%, curah hujan antara 2.000 mm-3.500 mm/tahun, dan tempatnya terbuka (mendapat cukup sinar matahari). Jumlah curah hujan yang baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman pala belum diketahui dengan pasti, tetapi dari pengalaman menunjukkan bahwa curah hujan 2.175 mm-3.550 mm/tahun merupakan curah hujan yang baik bagi pertumbuhan tanaman pala. Makin tinggi curah hujan makin tinggi pula produksi yang dihasilkan

2.    Keadaan Tanah

Pada prinsipnya tanaman pala dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Namun, untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimum, tanaman pala menghendaki tanah yang ringan(gembur), berstektur pasir sampai lempung, terutama tanah vulkanis atau tanah di sekitar gunung berapi dengan keadaan aerasi dan drainase yang baik, subur, dan mempunyai pH 5,5-7,0. Tanaman pala cocok ditanam pada tanah andosol, latosol, dan alluvial yang kaya bahan organic.

Pada tanah miskin hara, tanaman pala masih dapat tumbuh apabila disertai pemupukan dan perawatan yang baik. Untuk mendukung pertumbuhan tanaman pala dengan baik, perlu dipilih tanah yang terhindar dari erosi, tanah mudah dikerjakan atau tidak terlalu keras, pengaturan tata air, dan udara dalam tanah yang baik, serta unsure hara cukup tersedia.

Tanaman pala peka terhadap genangan air (becek), karena genangan air dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan mudah terserang penyakit busuk akar. Oleh karena itu, tanaman pala akan cocok diusahakan pada areal yang tofografinya tidak datar (bergelombang) dan drainasenya baik.

Tanaman pala yang sudah berumur 4-5 tahun memerlukan sinar matahari yang banyak untuk dapat berproduksi. Penjarangan pohon pelindung harus diperhatikan untuk mencegah tanaman pala tumbuh tidak normal(memanjang ke atas), dan untuk mencegah persaingan dalam pengambilan unsure hara antara pala dengan pohon pelindung.

Budidaya, pala, tanaman, cara, hama

Teknik Budi Daya Tanaman Pala

Kegiatan pokok dalam tehnik budidaya tanaman pala meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut.

1.    Penyiapan Lahan

Pekerjaan penyiapan lahan untuk menanam tanaman pala sebaiknya dilakukan pada musim kemarau atau minimal satu bulan sebelum tanam. Tahap-tahap penyiapan lahan meliputi berikut ini.
  •     Pembukaan Lahan
Pekerjaan membuka lahan diawali dengan pembabatan semak belukar dan penebangan pohon-pohon, kemudian semua pohon-pohon tersebut dikumpulkan di suatu tempat agar mudah di manfaatkan untuk kebutuhan kayu bakar.
  •     Pengolahan Tanah
Lahan yang sudah bersih dari pepohonan dapat segera dicangkul sedalam 30 cm hingga gembur sambil tanahnya dibalikkan. Pengolahan tanah bertujuan menggemburkan tanah, menyingkirkan akar dan sisa-sisa tanaman, serta menciptakan areal yang aerasi dan drainasenya baik. Pengolahan tanah pada lahan yang miring harus dilakukan menurut arah melintang lereng(contour) agar terbentuk alur yang dapatr menghambat aliran permukaan dan menghindari terjadinya erosi.
  •     Pembuatan Lubang Tanam
Tata cara membuat lubang tanam meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut.

1)    Tetapkan tempat lubang tanam yang pertama sejauh setengah jarak tanam dari pinggir atau batas  kebun, yaitu jarak 4,5 m-5,0 m apabila digunakan jarak tanam 9 m x 9 m atau 10 m x 9 m.

2)    Pasang ajir dari bilah bamboo sebagai ciri tempat lubang tanam dengan jarak antarajir 3 m x 3 m.

3)    Buat lubang berbentuk segi empat ukuran 60 cm x 60 cm atau 1 m x 1 m, tergantung kesuburan tanah.

4)    Galilah tanah dalam lubang tersebut sedalam 30 cm, kemudian tanah galiannya di angkat ke bagian kiri lubang yang terkena sinar matahari pagi.

5)    Perdalam lubang tadi menjadi 60 cm, hingga ukurannya menjadi 60 cm x 60 cm atau 1 m x 1 m x 0,6 m. Tanah galiannya diangkat ke bagian kanan lubang atau tempat yang terkena sinar matahari siang atau sore.

6)    Keringkan lubang tanam minimal 15 hari agar gas-gas beracun dalam tanah menguap.

7)    Masukkan kembali lapisan tanah yang berasal dari dasar lubang ke tempat semula.

8)    Lapisan tanah atas dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 20 kg-40 kg, kemudian masukkan ke dalam lubang tanam.

2.    Penyiapan Bibit

Binit tanaman pala yang siap ditanam adalah bibit yang telah berumur lebih  dari satu tahun dan tidak lebih dari dua tahun. Jika umur bibit melebihi dari ketentuan tersebut karena terlalu lama di tempat pembibitan, maka pertumbuhannya akan terhambat dan akarnya berlipat-lipat.

Pedoman mennetukan jumlah bibit per satuan luas lahan digunakan pendekatan rumus sebagai berikut.

Jumlah bibit yang dibutuhkan = Luas lahan(m²) : Jarak tanam x 1 batang bibit
Lahan seluas 1 hektar dengan  jarak tanam 9 m x 9 m dan lahan yang efektif ditanami 90%, dibutuhkan bibit tanaman pala sebanyak kurang lebih 111 batang bibit tanaman pala. Sebulan sebelum tanam sebaiknya bibit diadaptasikan dulu di lokasi dekat kebun.

3.    Penanaman

Waktu tanam yang paling baik adalah pada musim hujan untuk menjamin tersedianya sumber air yang sangat dibutuhkan pada fase awal pertumbuhan bibit tanaman pala. Bibit dipindahkan dari pesemaian dengan system putaran.Bibit putaran dibungkus dengan gedebok pisang atau pembungkus lainnya yang dapat merembeskan air. Namun, bibit dalam polibag dapat langsung ditanam pada lubang tanam yang tewrsedia.

Pengaturan jarak tanam sangat penting karena tanpa mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman tidak dapat berproduksi secara maksimal. Jarak tanam pada tanah datar adalah 9 m x 10 m, sedangkan pada tanah bergelombang(bukit) 9 m x 9 m.

Tata cara menanam bibit tanaman meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut.

1)    Siapkan alat dan bahan yang terdiri atas bibit tanaman pala dalam polibag, cangkul, gembor (embrat), dan sarana penunjang lainnya.

2)    Galilah tanah seukuran daun cangkul pada lubang tanam yang telah disiapkan jauh sebelumnya.

3)    Siramlah medium tanam pada polibag yang berisi bibit tanaman pala dengan air bersih hingga cukup basah atau lembap.

4)    Keluarkan bibit bersama medium tanamnya dari polibag secara hati-hati agar tidak merusak akar.

5)    Bibit tersebut segera ditanam tepat di tengah-tengah lubang tanam dengan posisi tegak.

6)    Tanah di sekitar pangkal batang bibit tanaman pala dopadatkan pelan-pelan agar akar tanaman langsung kontak dengan air tanah.

7)    Tanah di sekeliling bibit tanaman pala disiram hingga cukup basah atau lembap.

8)    Pasanglah kayu atau bilah bamboo penyangga di sisi kiri dan kanan batang tanaman tersebut.

9)    Seusai menanam dilakukan penyiraman hingga tanah di sekitar pangkal batang dan akar cukup basah

4.    Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman pala meliputi aktivitas-aktivitas sbagai berikut.
  •     Penyulaman
Pada periode sejak bibit pala ditanam sampai berumur 1 bulan perlu diperhatikan pengamatan tanaman secara teliti Bibit tanaman yang mati atau tumbuhnya abnormal segera disulam atau diganti dengan bibit yang baru.

Cara menyulam adalah mula-mula bibit tanaman yang lama dibongkar, kemudian bibit yang baru dikeluarkan  dari polibag bersama akar dan mediumnya. Bibit tersebut ditanam di tengah-tengah lubang tanam secara tegak  dan tanah di sekitar pangkal batang di padatkan pelan-pelan.Setelah selesai menyulam segera disiram air seperlunya.
  •     Pengairan
Tanaman pala membutuhkan cukup air, karena apabila kekurangan air pada fase vegetative akan menghambat pertumbuhan tunas dan akar. Sedangkan kekurangan air pada fase generative mengakibatkan kerontokan bunga atau buah, sehingga menurunkan produksi dan mutu buah, sehingga menurunkan produksi dan mutu buah.

Persediaan air dan pengairan harus cukup, terutama selama musim kering (kemarau). Sumber air dapat berasal dari sungai, kolam, waduk, serta sumur pantek. Pada tanaman pala yang baru ditanam, pengairan dapat dilakukan 1-2 kali sehari, terutama jika tidak hujan. Pada tanaman pala yang dewasa, pengairan dapat disesuaikan dengan keadaan tanah.

Cara mengairi dapat dilakukan dengan system jaringan pipa PVC atau pipa ledeng yang ditanam dalam tanah dan peralatan pompamuntuk mengatur distribusi air. Pemberian air bisa dikontrol hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah tertentu. Pengairan dapat pula dengan system percikan (springkler) atau tetesan yang digerakakkan mesin agar air yang disalurkan dapatmmemancar rata membasahi bidang lahan yang diinginkan.
  •     Penyiangan dan Penggemburan Tanah
Sebulan setelah tanam biasanya lahan kebun tanaman pala ditumbuhi dengan rumput-rumput liar (gulma). Gulma tersebut perlu disiangi karena gulma akan menjadi pesaing bagi tanaman pala dalam hal kebutuhan unsure hara, air, dan sinar matahari, bahkan gulma kadang-kadang menjadi sarang hama atau penyakit. Penyiangan selanjutnya dilakukan secara teratur, yaitu setiap 3 bulan atau pada saat rumput telah tumbuh kembali.

Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang terdapat di bawah tajuk tanaman, sekitar 30 cm-50 cm dari pangkal batang. Sambil menyiangi dilakukan penggemburan tanah secara hati-hati, kemudian tanahnya ditimbunkan dekat pangkal batang atau perakaran yang muncul ke permukaan tanah.
  •     Pohon pelindung
Tanaman muda umumnya tidaktahan terhadap panas matahari. Oleh karena itu untuk menghindari kerusakan tanaman perlu disiapkan pohon pelindung yang cukup. Setelah tanaman berumur 4 tahun, pohon pelindung dapat diperjarang.
  •     Pemupukan
Untuk menjamin tanaman pala tumbuh dengan baik dan terus menerus berproduksi tinggi, pemupukan perlu dilakukan. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organic (pupuk kandang, kompos) dan pupuk buatan (urea,TSP, dan KCL). Pupuk organic sangat baik untuk menjaga keremehan tanah serta kesuburannya. Syarat penting pupuk organic adalah unsure N harus terdapat dalam persenyawaan organic agar mudah diserap tanaman dan pupuk tidak meninggalkan sisa asam organic di dalam tanah.

Pupuk anorganik yang paling dibutuhkan adalah Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K), serta unsure-unsur hara makro atau mikro seperti Zn, Cu, Mn, dan lain-lain.

Dosis pupuk yang diberikan terdiri atas 1 kg Urea + 1,1 kg TSP + 1,2 kg KCL per pohon. Pupuk diberikan 2 kali dalam setahun, yaitu pada awal musim hujan dan pada akhir musim hujan dengan menyesuaikan kandungan unsure dari pupuk yang digunakan. Pupuk kandang dapat diberikan asal telah masak sehingga kontaminasi antara tanaman dengan zat yang berbahaya dapat dihindari.

Sumberr pupuk organic dan kandungan mineralnya setiap jenis pupuk tersebut.Sebelum dipupuk, sekeliling tanaman dibersihkan dahulu kemudian dibuat parit melingkari tanaman selebar kanopi sedalam 2-10 cm. pupuk ditaburkan di dalamnya dan kemudian ditutup kembali.
  •     Pananaman Tanaman Sela
Pada fase vegetative, yaitu sejak bibit pala ditanam sampai tanaman mulai belajar berbuah, maka di antara tanaman-tanaman pala tersebut masih longgar. Lahan tersebut di olah dengan baik dan dibuat bedengan-bedengan untuk ditanami tanaman sela, misalnya menanam kacang-kacangan atau sayuran.

Setelah tanaman pala mulai belajar berbuah, tanamana sela dapat diganti dengan tanaman penutup tanah atau rumput. Penutup tanah berguna untuk menjaga kelembapan tanah, memperbaiki struktur tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan mencegah erosi lahan di sekitar tanaman.


        Hama dan Penyakit Tanaman PALA

A.    Hama


Hama penting yang sering menyerang tanaman pala di antaranya adalah swbagai berikut.

1.    Penggerek Batang (Batocera spp.)


Serangan hama penggerek batang menimbulkan gejala terdapat gerekan pada batang dengan diameter ½-2 cm, dan dalam lubang gerekan tadi terdapat serbuk kayu. Akibat serangan hama ini dalam waktu yang lama dapat mematikan tanaman.

Pengendalian hama penggerek batang dapat dilakukan dengan cara menutup lubang gerekan dengan kayu, menginjeksi racun sehingga sistemik ke dalam batang, membuat lekukan pada lubang gerekan dan membunuh hamanya.

2.    Rayap

Serangan rayap banyak dijumpai pada kebun-kebun yang kurang bersih dari semak dan tunggul-tunggul pohon. Rayap biasanya menyerang bagian bawah tanaman, dimulai dari akar dan pangkal batang hingga bagian dalam batang, sehingga seluruh bagian batang terserang.

Tanda khusus serangan rayap adalah terjadinya bercak hitam pada permukaan batang. Apabila bercah hitam dikupas, maka kelihatan sarang serta saluran yang dibuat oleh rayap di dalamnya. Akhirnya batang tanaman yang terserang berat akan mati.

Pengendalian rayap dapat dilakukan dengan cara menyemprot larutan insektisida dua kali dalam setahun. Penyemprotan ditujukan pada tanah dan sekitar batang untuk mencegah naiknya rayap ke bagian batang sebelah atas.

3.    Kumbang (areoceum foriculatus)

Hama Ini menyerang biji pala yang telah jatuh. Imago menggerek biji, kemudian meletakkan telur di dalamnya. Dalam biji tersebut, telur akan berkembang menjadi lundi yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan.

Pengendalian hama kumbang dapat dilakukan dengan cara memetik buah pala yang terserang, kemudian buah atau biji pala tersebut segera dikeringkan.

B.    Penyakit

Penyakit utama yang sering merugikan tanaman pal diantaranya adalah sebagai berikut.

1.    Busuk Buah Kering

Penyebab penyakit busuk buah kering adalah cendawan (jamur) Siigmina myristicae (Stein) Mand. Sum Et Rifai. Gejala serangan yang dapat diamati secara visual adalah pada buah yang terinfeksi mula-mula terdapat bercak-bercak kecil bulat bergaris tengah kurang lebih 0,3 cm, berwarna cokelat atau mengendap (cekung).

Bercak tersebut akan terus meluas mencapai kurang lebih 2,5 cm. Pada permukaan bercak, jamur akan membentuk massa berwarna hitam kehijauan. Akhirnya bercak akan mongering dan menjadi keras, sehingga buah pecah dan gugur.

Pengendalian penyakit busuk buah kering dapat dilakukan dengan cara mengurangi kelembapan dengan mengadakan pembabatam gulma dan sanitasi kebun, membakar sisa-sisa tanaman yang sakit, dan penyemprotan fungisida Dithame M-45 konsentrasi 0,2%.

2.    Busuk Buah Basah

Penyebab penyakit busuk buah basah adalahcendawan (jamur) Colletotrichum gloeosporioides Penz. Gejala serangan yang dapat diamati adalah paha pangkal buah yang terinfeksi terdapat bercak-bercak berwarna cokelat. Perkembangan bercak cepat sekali, sehingga dalam beberapa hari garis tengahnya mencapai 2,5 cm . Bagian dalam daging buah menjadi rusak, lunak, dan berair kebasah –basahan. Buah yang sakit menjadi mudah gugur dan berwarna cokelat seperti habis direbus.

Pengendalian penyakit busuk buah basah dapat di lakukan dengan cara menjaga kebersihan (sanitasi) kebun, memangkas buah yang terserang berat, dan menyemprot tanaman dengan fungisida selama musim hujan antara lain dengan Dithane M-45 konsentrasi 0,2%.

3.    Busuk Buah dan Gugur Daun

Penyebab penyakit busuk buah dan gugur daun adalah cendawan (jamur) phythopthora palmivora (Butl) Butl. Gejala serangan penyakit ini adalah terdapat bercak-bercak kecil berwarna kehitaman pada buah yang masih muda. Bercak tersebut terus meluas, sehingga akhirnya buah menjadi pecah, dan fuli berwarna putih tampak dari luar, hingga akhirnya buah busuk.

Serangan pada buah pala yang masak menyebabkan kulit buah bebercak-bercak berwarna kuning sampai cokelat tua kehitaman. Daun dan pangkal daun yang terinfeksi menjadi berwarna cokelat tua kehitaman, daun rontok, dan akhirnya pohon menjadi gundul.

Pengendalian penyakit busuk buah dan gugur daun dapat dilakukan dengan cara mengatur jarak tanam yang lebar (jarang), pemangkasan bagian tanaman yang sakit, dan sanitsi kebun.

4.    Terbelah putih

Penyebab penyakit terbelah putih adalah cendawan (jamur) Coreneum sp. Gejala serangannya adalah terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu kecokelatan pada bagian luar daging buah yang berumur antara 5-8 bulan. Bercak tersebut bertambah besar dan berubah menjadi hitam. Daging buah yang terinfeksi menjadi hitam. Daging buah yang terinfeksi menjadi terbelah dan kemudian buah akan jatuh sebelum tua.

Pengendalian penyakit terbelah putih dapat dilakukan dengan cara membuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik, pengasapan belerang di bawah pohon dengan dosis 100 gram belerang/pohon, membuang buah-buah yang terserang, dan penyemprotan fungisida.

5.    Pecah Buah Mentah


Penyakit pecah buah mentah disebut penyakit fisiologis yang disebabkan oleh beberapa factor, di antaranya umur pohon telah tua, penyerbukan dan pembuahan yang menyimpang, sifst-sifat keturunan, jarak tanam rapat, dan kondisi kebun tidak terpelihara. Serangan penyakit fisiologis biasanya terjadi pada buah yang berumur 4-6 bulan. Gejala serangan yang dapat diamati adalah buah pecah, sehingga biji dan fuli yang masih berwarna putih kemerahan sampai merah muda terlihat dari luar. Pengendalian penyakit fisiologis dapat dilakukan dengan cara memelihara tanaman secara intensif, terutama pemupukan dan sanitasi kebun.

6.    Penyakit Lain


Penyakit lain yang sering ditemukan adalah kanker batang dan rumah laba-laba. Penyakit kanker batang  menyerang batang, cabang,dan ranting, sehingga membengkak. Sedangkan penyakit rumah laba-laba menyerang cabang, ranting, dan daun, yang menimbulkan gejala daun mongering, kemudian diikuti oleh ranting serta cabang.

Pengendalian kedua jenis penyakit ini dapat dilakukan dengan cara membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas bagian yang terserang dan kemudian membakarnya.


Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Pecinta Tanaman - 6:20 PM

Monday, December 24, 2012

Budidaya Kakao atau Coklat Dengan Cara Okulasi dan Stek

Monday, December 24, 2012

Budidaya kakao atau coklat dengan cara okulasi dan stek sering dilakukan oleh para petani kakao untuk tujuan pengebangbiakan, setelah pada postingan sebelumnya kita membahas Budidaya kakao budidaya tanaman kakao atau budidaya coklat maka pada postingan kali ini kita membahas okulasi dan stek. Yang sering melakukan cara stek pada tanaman kakao atau coklat ini adalah di Negara Amerika Tengah dan amerika Selatan, sedangkan untuk di Indonesia banyak menggunakan cara cars okulasi.

Budidaya kakao atau coklat dengan cara okulasi dan stek memiliki langkah-langkah dan perawatan yang berbeda, namun cara okulasi lebih mudah dibandingkan dengan cara stek, hal inilah yang mendorong para petani kita banyak mengambil cara pengembangbiakan dengan okulasi.
Cara Pengembangbiakan Secara Stek

Pembiakan cara stek ini dikenal dengan dua cara. cara pertama adalah Single Leaf Cutting dan yang kedua Steam Cutting. Single leaf cutting, satu stek hanya terdiri dari ruas dan satu daun yang melekat. Sedangkan Steam Cutting berbentuk hapir satu cabang yang terdiri dari beberapa ruas dengan jumlah 3 – 7 helai daun. Sehingga kita dapat memilih salah satu cara yang demikian. Semua itu juga tergantung dari kegunaan. Kalau kita menginginkan tanaman yang cepat besar maka gunakanlah stek yang berdaun banyak.

Budidaya Kakao, Budidaya Kakao,Budidaya Kakao, Budidya kakao

1.    Pemilihan Bahan Stek

Untuk dapat dipilih sebagai bahan stek, haruslah dipilih yang memenuhi persyaratan tertentu. Pohon yang akan diambil untuk stek, sebelumnya harus jelas identitasnya. Kemudian pilih pohon yang sehat dan subur tumbuhnya dalam arti telah bebas dari segala macam penyakit maupun hama. Pengambilan dari cabang-cabang terlindungi akan lebih baik bila dibandingkan  dengan cabang-cabang yang terbuka.

Cabang yang dipilih untuk stek kita kumpulkan pada suatu lengser plastic yang berukuran 60 cm x 40 cm x 15 cm, kemudian lengser itu kita isi air setengahnya. Pangkal stek diatur sebelah bawah, hingga kena air dan daun-daunnya berada di atas. Dengan demikian bahan stek tersebut tidak akan layu waktu menunggu persiapan lebih lanjut dan transport ke sentral pengakaran.
2.    Pengakaran
-bahan yang telah dipersiapkan baik itu yang berbentuk Single Leaf Cutting maupun Steam Cutting, kemudian dipersiapkan lagi untuk pengakaran. Stek-stek dicelupkan pangkal batangnya dengan larutan hormone untuk mendorong pembentukan akar. Hormone yang telah terbukti memberikan hasil yang baik adalah Naphtalic Acid atau N.A.A.
Campuran hormone dibuat dari campuran-campuran sebagai berikut:

Steam Cutting :  0,4 gram diencerkan menjadi 60 cc dalam alcohol 95 % kemudian ditambah aquades, sehingga volume terakhir menjadi 100 cc.

Single Leaf Cutting :  Larutan hormone yang dipersiapkan untuk Steam Cutting dicernakan dengan alcohol 50% hingga kadar kekuatannya tinggal setengahnya.

Pengakaran selanjutnya dilakukan dalam bak stek. Ukuran bak stek 120 cm panjangnnya, 90 cm lebarnya dan 2,8 dalamnya. Ukuran lebih besar dari ini dipandang kurang baik karena kelembaban yang tinggi sulit untuk dipertahankan pada ukuran yang lebih besar.

Bagian bawah dari bak stek diberi lobang untuk memudahkan drainase pada waktu penyiraman. Dasarnya diisi dengan kerikil dan bagian atasnya diisi dengan medium. Antara permukaan medium dengan bagian atas dan bak stek disisakan ± 15 cm.

Medium yang dapat dipakai seperti pasir yang kasar jangan terlalu halus, serbuk kulit kelapa, serbuk gergaji yang telah dicuci, namun kekeuatanya tidak lama sekitar 6 bulanan. Untuk medium yang baik dan tahan lama bisa gunakan Vermaculite bahan ini terbuat dari mineral mika.

Temperature harus tetap dijaga jangan sampai terlalu tinggi diusahakan agar tetap sejuk, walaupun demikian cahaya harus tetap masuk, karena kekurangan cahaya akan mengakibatkan kegagalan stek sebab akan kehabisan karbohidrat.

Aturan-aturan dalam menghasilkan stek yang baik seperti di bawah ini:
  • Tempat tidak boleh lebih dari 30 °C
  • Kelembaban konstan 100% atau bisa turun sedikit misalnya 96% - 97%
  • Tidak boleh terlalu banyak air, karena bisa membusuk tetapi tidak juga kekurangan air karena  pembentukan akar akan lamban.
  • Cahaya tidak boleh langsung mengenai tutup bak stek

Sebagai ukuran keberhasilan, stek pada waktu 15 – 20 hari harus sudah berakar, dan pada sesudah 30 hari stek dapat dipindahkan pada kantong plastic, dan tanah untuk medianya sama dengan tanah semai. Setelah 6 – 10 bulan maka tanaman siap ditanam di kebun.

Cara Pengembangbiakan Secara Okulasi

System okulasi banyak di pakai di Indonesia, karena selain hasilnya lebih baik, perawatannya pun lebih mudah apabila dibandingkan dengan stek. Tanaman coklat yang sudah berumur satu tahun atau sudah memiliki diameter batang sekurang-kurangnya 1,5 cm umumnya sudah bisa diokulasi.

Sebagai onderstam digunakan zaailing yang berasal dari keturunan DR 1 dan DR 2. Kemudian batang atas atau entrijs digunakan dari klon-klon yang berproduksi tinggi yaitu DR 1, DR 2, dan DR 38, Lalu jarak tanam entrijs adalah 1,5 x 2 m. namun ada juga yang mempergunakan jarak tanam 1,8 x 1,2 meter.

Mata diambil dari cabang arthotrop yang kulitnya telah berwarna coklat, bahkan kalau sudah berwarna coklat gelap samapi abau-abu dan sudah mulai retak-retak. Mata yang kulitnya masih kecil dan berwarna kehijau-hijauan itu masih belum dapat dipakai. Lebih kurang 7 – 10 hari sebelum entrijs diambil, tangkai daunnya dipotong lebih dahulu sehingga pada saat pemotongan entrisj daun – daunnya telah gugur. Setelah kita menyediakan mata maka penempelanpun telah dapat dilakukan.


Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Pecinta Tanaman - 4:45 PM

Sunday, December 23, 2012

Budidaya Kakao Budidaya Tanaman Kakao atau Budidaya Coklat

Sunday, December 23, 2012

Budidaya kakao budidaya tanaman kakao atau budidaya coklat, sebetulnya sudah lama dikembangkan oleh masyarakat Indonesia baik oleh perusahaan maupun petani perorangan. karena tanaman ini memiliki kriteria khusus dalam perkembangan hidupnya, jadi tidak semua iklim dan tanah yang ada di Indonesia cocok untuk ditanami pohon coklat secara baik.    

 Iklim Yang Baik Untuk Tanaman Kakao atau Cokelat

Namun yang jelas, pohon cokelat atau kakao atau orang banyak yang menulis dengan ejaan coklat membutuhkan batas temperature tertentu. Budidaya kakao budidaya tanaman kakao atau budidaya coklat Kalau kita ambil garis besarnya, pohon kakao ini membutuhkan temperature rata-rata setahun 25 °C dengan temperature harian rata-rata terdingin tidak kurang dari 15 °C.  Absolut minimum tidak boleh lebih rendah dari 10 °C sedangkan maksimumnya sampai sekarang belum ada ketentuan.

Alasan temperature rendah ini antara lain dapat dikemukakan sebagai sebab terjadinya pembuangan yang terlambat. Akibat dari penurunan temperature di bawah 22  °C, perkembangan rimordia bunga terhenti. Perkembangan akan menjadi normal kembali setelah suhu naik menjadi 25  °C.    

Tanaman kakao ini juga tidak tahan terhadap penyimpangan temperature yang agak besar tiap harinya. Penyimpangan temperature harian dari 9 °C, menyebabkan mata-mata tunas akan mengembang dan tumbuh menjadi tunas. Hal tersebut bila terjadi dengan berulang-ulang maka persediaan makanan di dalam batangakan habis dan akibatnya pohon akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan, sehingga pembentukan bunga dan buahpun akan terganggu.

Budidaya, kakao, tanaman, kakao, budidaya coklat
Tanah yang Baik Untuk Tanaman Kakao atau Cokelat
    
Dari berbagai pendapat dan penelitian bahwa tanaman cokelat akan tumbuh dengan baik pada tanah yang mengandung humus dengan pH antara 6,1 - 7.
Di Indonesia pohon cokelat akan dapat tumbuh subur di daerah yang curah hujannya lebih dari 3.000 mm, atau pada daerah yang curah hujannya 1.700 mm. jadi bila diperhatikan secara seksama bukan curah hujan yang penting, melainkan pembagiannya. Dengan demikian factor tanah juga memegang peranan yang sangat penting.
    
Kalau kita melihat bentuk dan macamnya tanah yang akan dipersiapkan, dapatlah dibedakan sebagai berikut
1.    Hutan (asli atau sekunder)
2.    Bekas tegal ataupun hama
3.    Bakas tanaman perkebunan yang lain (karet kopi, dan lain sebagainya)

Jarak Tanam
    
Jarak tanam haruslah dilakukan / ditentukan terlebih dahulu sebelum pembukaan ataupun  persiapan dilakukan. Pemancangan patok-patok ataupun anjir-anjir semuanya ditentukan oleh jarak tanam kakao. Jarak tanam ini berbeda-beda. Apalagi antara negara satu dengan negara lainnya.
Kalau di Indonesia jarak tanam kelihatan lebih mantap, yaitu antara 4 m x 4 m ataupun 4 m x 4,5 m dan 5 m x 5 m. Di indonesia pun diadakan uji coba dengan jarak penanaman 4 m x 2 m. Pengujian ini dilakukan di Ngobo. Di daerah jatirono dicoba pula jarak tanam 2,5 m x 2 m, ternyata hasilnya lumayan baik.
    
Kakao dapat pula ditanam tanpa okulasi, yaitu yang disebut dengan nama tanaman semai. Karena tanaman semai ini hasilnya rendah, maka tanaman semai yang telah berusia setahun biasaanya disambung dengan klon-klon kualitas baik, yaitu: DR 1, DR 2 dan DR 38 atau bisa juga disambung dengan klon-klon KWC 1, DRC 13, DRC 15, dan DRC 16.
    
Sedangkan untuk batang bawah dibutuhkan biji-biji dari klon-klon yang tertentu pula agar dijamin pertumbuhan dan perakaran yang kuat. Untuk itu biasanya dipakai jenis klon DR 1, DR 2 G 8, dan GC 8, yang telah melalui p;ercobaan dan ujian-ujian dib alai penelitian.

Pemilihan Biji untuk Benih

Buah untuk keperluan benih, akan selalu diambil dari buah yang telah masak. Cara pengambilan bij-biji dari buah dilakukan dengan jalan memotong buah secara horizontal. Pemotongan ini dilakukan dengan hati-hati supaya tidakj merusak biji. Setelah itu biji-biji dikeluarkan dari buah. Untuk keperluan benih, maka sebaiknya diambilkan biji-biji yang berasal dari tengah.
    
Selaput daging buah yang menutupi biji harus dihilangkan. Sebab kalau tidak maka bihji tersebut akan dirusak oleh semut, karena pulp atau daging buah itu rasanya manis. Biasanya untuk menghilangkan pulp ini digunakan abu. Biji-biji tersebut dicampur dengan abu kemudian digosok-gosokan dengan kain lap. Setelah itu baru dicuci dengan air. Setelah biji dengan pulp itu terlepas, batu biji-biji itu dikecambahkan.
    
Hal yang penting harus kita ketahui ialah, biji coklat ini tidak sama dengan biji-biji tumbuhan lain. Sebab biji kakao ini tidak mempunyai masa istirahat, karena itulah jika yang telah disiapkan harus segera dikecambahkan.
    
Sebagai pengetahuan tambahan, perlu pula diterangkan kalau biji yang terlalu masak kurang baik untuk ditanam. Sebab biji tersebut telah berkecambah dalam buah. Dengan demikian kecambah-kecambah tersebut telah mati.

Perkecambahan Biji

Perkecambahan biji ini dilaksanakan dalam bedengan perkecambahan. Tempat ini biasanya berukuran 0,80-1 meter dan panjangnya tergantung dari keperluan. Bedengan ini harus dibuat pada tanah-tanah yang gembur dan diatasnya dilapisi dengan pasir setinggi 15cm.
    
Untuk menghindari tetesan air hujan atau pun sengatan matahari, perlu dibuatkan atap. Tinggi atap tersebut kurang lebih 1,5 meter untuk yang sebelah timur dan 1,20 untuk yang sebelah barat.

1.    Cara Meletakkan Biji

Biji yang dinamakan eye atau radical yaitu tempat keluarnya akar, diletakkan di sebelah bawah. Jika eye atau mata atau radical tidak dapat dibedakan, maka biji dengan ujung yang besar, diletakkan di bawah. Hal ini memang sangat penting karena kakao bersifat epigaes yang artinya berkecambah dengan keping bijinya di atas tanah. Oleh perpanjangan hypocotyls, keping biji akan terangkat di atas tanah.
    
Dengan meletakan mata berada di sebelah bawah, lembaga tanaman tidak kehilangan energy untuk mengangkat kepingnya ke atas tanah. Biji di susun dengan jarak alur kurang lebih 3 cm, dan jarak biji satu dengan lainnya dalam alur kurang lebih 1 cm. Biji kita pendam secukupnya, hingga hanya sebagian kecil saja yang tersembul dari tanah. Setelah biji dikecambahkan, bedengan kecambah segera disiram. Penyiraman bedengan kecambah kakao ini haruslah dilakukan sehari dua kali, yaitu pagi dan sore.

2.    Pemindahan Kecambah

Setelah 4 atau 5 hari biji-biji itu mulai berkecambah, demikian juga dengan biji-biji yang lainnya. Pada hari ke-12 semua biji akan berkecambah.
Pemindahan kecambah ke keranjang ataupun kantong-kantong plastic dilakukan setelah keping-keping biji mulai tersimbul ke atas. Pemindahan dikatakan terlambat bila keping sudah membuka dan sepasang daun kecil telah tumbuh.

Pemindahan yang terlambat memungkinkan terputusnya akar tunggang. Karena akar tunggang ini telah berkembang dan mungkin telah bercabang. Kemudian dipindah, ditanam ke dalam keranjang. Untuk ukuran keranjang maupun kantong-kantong plastic itu tergantung dari kebutuhan saja.
Setelah bibit berusia antara 6 sampai 8 bulan, barulah dipindahkan ke lapangan perkebun.

Di dalam keranjang yang berukuran diameter 15-20 cmdengan tinggi antara 30-35, diisi dengan tanah kompos (yang telah betul-betul menjadi tanah) yang dicampur dengan pasir dalam perbandingan 1 : 1. Keranjang atau kantong plastik yang sudah diisi tanah tersebut dengan 1-2 cm di bawah tepi.
Pada keranjang atau kantong plastic yang sudah terisi kecambah dipindahkan untuk kemudian dipelihara secara baik-baik.

Pemeliharaan Bibit Dalam Keranjang

Keranjang ataupun kantong plastic yang berisi kecambah tersebut disusun teratur di tanah yang agak ditinggikan dan permukaannya ditutup dengan batu sabak atau batu merah. Peneduh yang di pergunakan dapat dengan pohon pelindung atau dengan atap yang pembuatannya sama seperti pada atap bedengan kecambah.

Penyiraman di lakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Seminggu setelah bibit dipindahkan ke keranjang, pemupukan perlu diberikan. Adapun dosis pemupukan yang diberikan ukurannya adalah sebagai berikut:

1.    Pupuk yang bentuknya padat:

2 gram ZA/bibit(/+1 Sendok the), diberikan kurang lebih 3 cm melingkar batang.

2.    Pupuk yang bentuknya cair:

Campuran  25 gram ZA ditambah 20 liter air yang diberikan 0,5 liter tiap batang dengan catatan bahwa setelah penyiraman dengan larutan ZA ini, bibit harus segera disiram air untuk menghilkangkan atau mencuci bagian-bagian daun/batang yang terkena larutan tersebut
Perlakukan pemupukan ini dapat dilakukan satu kali satu minggu selama 2 sampai 3 minggu.
Lubang di gali dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pada tanah yang cuup subur. Akan tetapi kalau pada tanah ulangan maka lubang diperbesar menjadi 100 cm x 100 cm x 100 cm. Kemudian lubang di biarkan terbuka pada musim kemarau.

Untuk mempertinggi humus di dalam tanah, kita bisa tambahkan potongan rumput, pangkasan flemingia ataupun tunggul-tunggul tanaman jagung. Kemudian pada bulan Oktober / November lubang tersebut di tutup kembali dengan tanah bagian atas saja.
Setelah tiga bulan dari penanaman pemberian pupuk pada tanaman kakao perlu dilakukan dengan dosis 25 gram ZA atau 15 gram Urea. Bila menurut analisa tanah terbukti butuh p dan K, haruslah diberi pupuk N. P. K ± 50 gram.

Perawatan yang baik akan mempercepat pertumbuhan. Jika hama diberantas, pemupukan teratur dan bebas dari saingan rumput-rumput dapat ijamin dalam waktu satu tahun sudah dapat disambung dan tumbuh dengan cepat. 

Pemangkasan.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalang pemangkasan pohon kakao, diantaranya:

1.    Membentuk pohon yang baik dengan bentuk percabangan yang seimbang sehingga distribusi daun merata dalam penerimaan sinar matahari.

2.    Menghilangkan cabang-cabang yang tidak perlu atau pun tidak dikehendaki. Misalkan saja tunas-tunas air, tunas-tunas sapu, cabang-cabang yang sakit, cabang-cabang yang kering, cabang-cabang yang tak dapat berasimilasi sendiri / cabang yang terlindungi.

3.    Menjamin aerasi yang baik

4.    Untuk mempertinggi produksi yang diperoleh.

Pemangkasan pohon coklat dilakukan pada pohon yang berusia muda. Batang yang umumnya terdiri tiga sampai lima cabang utama dipangkas sehingga tinggal cabang utama sebanyak tiga buah yang dianggap cukup baik.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pemangkasan pada cabang yang tidak diinginkasn sehingga mendorong tanaman kakao menghasilkan yang lebih baik, juga menjamin aerasi yang baik. Hal ini dilakukan secara continue dan teratur, sehingga mengarah pemangkasan pemeliharaan.
Langkah ketiga yang perlu dilakukan terutama pada tanaman yang sudah menghasilkan, dimana untuk mencegah terganggunya pembuahan tanaman, maka pelaksanaan pemangkasan dilakukan setelah selesai masaflush.

Pelaksanaan pemangkasan, baik itu pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan maupun pangkas yang mengarah pada pendorongan pembuahan / produksi telah banyak dilakukan oleh dinas perkebunan. Dan hasilnya cukup memuaskan.

Pemeliharaan Tanaman

A.    Penyiangan

Penyianagan adalah membersihkan tanaman atau rumput penggangu yang tumbuh disekitar tanaman utama, penyiangan biasanya hanya membersihkan yang jaraknya dekat dengan tanaman utama yaitu kakao, sedangkan tanama atau rumput yang tumbuh tetapi jaraknya cukup jauh dengan tanaman utama tidak perlu dibersihkan.

B.    Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur-unsur yang kurang dari dalam tanah. Kalau dilihat dari labolatorium maka tanah di Indonesia ini pada pada umumnya kekurangan unsure N, dengan demikian pemberian Urea atau ZA selalu member respon paling nyata.

Kalau di daerah Jawa Barat maupun Jawa Tengah, tanahnya selain kekurangan N, juga kurang unsure P dan K. sedangkan di Jawa Timur kebanyakan tanahnya masih mengandung P dan , kecuali intuk daerah malang bagian selatan.

Karena curah hujan di Indonesia cukup tinggi hal itu akan mempercepat penurunan kesuburan pada tanah apabila tanah dikendalikan dengan baik, bahkan hujan yang turun rata-rata 300 – 450 mm dalam satu bulan hal ini tentu saja melarutkan unsure-unsur hara serta menurunkan kesuburan tanah pertanian dengan cepat.

Bentuk pupuk ada dua macam yaitu puppuk organic dan anorganik, namun untuk tanaman kakao lebih baik adalah pupuk organic. Karena didalam pupuk organic ini semua unsure hampir ada. Selain itu pupuk organic juga dapat memperkaya kandungan humus di dalam tanah yang berarti dapat memperbaiki struktur daya menahan air dan erosi.

Untuk tanaman kakao, pemberian pupuk jangan sampai under ataupun overdosis, kita memberikan pupuk harus denga dosis yang pas supaya tanaman tetap produktif dibawah aturan pemberian pupuk untuk tanaman kakao:

•    Pemberian pupuk umur 1 Tahun: Pupuk N(ZA) 2 x 25 gram. Pupuk P(DS) 2 x 12,5 gram. Pupuk K(KC)  2 x 12,5 gram

•    Pemberian pupuk umur 2 Tahun: Pupuk N(ZA) 2 x 50 gram. Pupuk P(DS) 2 x 25 gram. Pupuk K(KC) 2 x 25 gram

•    Pemberian pupuk umur 3 Tahun: Pupuk N(ZA) 2 x 100 gram. Pupuk P(DS) 2 x 50 gram. Pupuk K(KC)  2 x 50 gram

•    Pemberian pupuk umur 4 Tahun: Pupuk N(ZA) 2 x 200 gram. Pupuk P(DS) 2 x 100 gram. Pupuk K(KC)  2 x 100 gram

•    Pemberian pupuk umur 5 Tahun: Pupuk N(ZA) 2 x 250 gram. Pupuk P(DS) 2 x 125 gram. Pupuk K(KC)  2 x 125 gram

•    Pada tahaun-tahun berikutmya sama ukurannya seperti pemberian pupuk pada umur 5 tahun.

Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun, dan diberikan pada permulaan musim penghujan dan pada akhir musim penghujan. Pada bulan Maret, Apri, Oktober atau November. Ketentuan diambil agar penggunaan pupuk menjadi lebih efisien, dan tidak larut dalam air hujan.
Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman kakao.

Penyakit pada Pohon Cokelat

Macam-macam penyakit cokelat yang perlu diperhatikan yaitu phytophthora Palmivora, penyakit akar dan penyakit-penyakit yang lain.

Phytophthora Palmivora

Penyakit ini disebabkan karena jamur yang namanya phytophthora Palmivora, sedangkan gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:
a.    Busuk buah atau yang sering disebut black pod disease.
b.    Kangker batang atau kulit menjadi busuk.
c.    Matinya buah-buahan yang masih kecil dan kemudian berubah menjadi hitam.
d.    Menyebabkan kematian di bedengan perkecambahan.

Cara Pemberantasannya

Cara pemberantasannya ialah dengan jalan mengiris atau memotong dan membersihkan kulit yang terkena sampai bagian yang sehat dan kemudian dilumas dengan Carbolineum Plantarium ataupun fungisida-fungisida yang lain. Biasanya masuknya phytophthora ke dalam kulit didahului oleh luka-luka mekanis.

2.    Penyakit Akar

Penyakit akar ini serangannya tidak banyak, akan tetapi kalau tidak ditangani dengan serius atau bahkan dibiarkan saja, maka akan meluas dan tempat-tempat lowong menjadi banyak, lama-lama produksi bisa menurun karena jumlah pohon berkurang.

Tanda-tandanya

Tanaman kakao daunnya mongering dan rontok tanpa membentuk tunas lagi, terus mati. Kalau saja akarnya digali akan terlihat akar tersebut telah menjadi busuk dan bila diambil sepotong akar tersebut dan kemudian dicuci maka kita akan melihat bahwa akar tersebut berwarna merah.
    
Penyebab penyakit akar ini ditimbulkan karena pembukaan kurang bersih, sisa-sisa akar tempat lowong tidak bersih, dengan demikian sumber-sumber infeksi masih ada. Juga bisa karena penaungan yang gelap, tanah yang berat, drainase kurang mengangtifkan sumber infeksi yang ada.
     
Sedangkan penyakit akar yang lain adalah fames noxius atau juga sering disebut fomeslama oensis atau yang oleh awam dikenal sebagai penyakit jamur akar warna kakao. Daun menguning kadang-kadang tak sempat gugur setelah mongering. Ciri-ciri khasnya terdapat pada leher akar. Kalau saja serangan telah sampai leher akar, maka jamur akan membentuk badan buah, dan mengeluarkan suatu cairan yang amat lekat, bagian tanah, pasir karena tetesan-tetesan air hujan melekat pada leher akar sehingga membentuk lapisan tanah menutupi leher akar. Kalau akar yang akan terkena diperiksa, terdapatlah mycelium-mycelium yang berwarna kakao.

Cara Pemberantasannya
    
Pemberantasannya dilakukan dengan cara menggali sampaibersih akar tanaman kakao yang sakit, setelah terkumpul, akar-akar itu dibakar. Kemudian satu deret di luar pohon tersebut dibuatkan saluran isolasi sedalam 160 cm untuk mencegah perluasan penyakit tersebut.

3.    Penyakit-penyakit yang Lain

Di sini akan diterangkan beberapa penyakit yang bisa menyerang pohon kakao. Penyakit ini sebenarnya jarang sekali menyerang pohon kakao di Indonesia, namun memang tak ada jeleknya untuk sekedar mengetahui dan untuk pengetahuan. Siapa tahu nanti juga bisa menyerang pohon cokelat yang kita tanam.

Penyakit-penyakit tersebut yaitu jamur diplodia dan jamur upas.

a.    Jamur Diplodia

Jamur ini menyebabkan mati pucuk, hanya menyerang tanaman kakao yang physiologis lemah. Tanaman yang kekurangan unsure N, akan mudah diserang penyakit ini.

b.    Jamur Upas

Penyakit Jamur Upas atau sering juga pula disebut Corticium salmonicolor menyerang cabang-cabang yang terlindung, gelap hingga kelembaban udara luar.

Gejalanya

Pada permulaan timbul anyaman benang-benang putih disusul dengan pembentukan bintik-bintik yang warnanya putih pula.
Perkembangan yang lebih lanjut akan terbentuk suatu jaringan berwarna salm, menutup prmukaan cabang yang diserang.

Pemberantasannya

Dengan jalan memotong akar yang sakit kemudian dibakar.

Hama Pada Pohon Cokelat
 
1.    Cacao Mot

 Cacao mot menyerang pada buah. Kupu-kupunya adalah jenis kupu-kupu malam yang menyerang dan meletakkan telurnya setelah matahari terbenam. Telur tersebut diletakkan dipermukaan buah. Setelah telur tadi menetas dan menjadi ulat. Maka ulat-ulat kecil ini yang kemudian membuat lubang dan masuk kedalam buah kakao. Mereka itu lalu tinggal dalam buah, biji  ataupun tempat-tempat saluran makanan.
    
Karena didalam buah itu banyak dihuni ulat-ulat buahnya pun menjadi rusak. Bijinya kalau buah bisa masak, sukar sekali dilepaskan. Kalau saja ulat-ulat itu menyerang dan memutuskan saluran-saluran makanan maka walaupun buahnya terus tumbuh, bijinya akan tetap muda dan gepeng atau kosong.
Cara Pemberantasannya
    
Dahulu untuk memberantas cacao mot selalu dipakai system rampasan, artinya buah-buah yang menggantung di pohon pada bulan oktober semua dirampas. Ini berarti mengorbankan±30% seluruh produksi setahunnya, atau bahkan lebih. Dengan demikian dapat dipastikan kerugian paling sedikit 30%.

Kerugian tersebut bisa bersifat ongkos dan mutu.

1.    Ongkos rampasan, ongkos memecah buah yang lebih mahal.
2.    Biaya lebih mahal sedangkan produksi lebih kecil
3.    Mutunya menjadi rendah hingga mempengaruhu harga jual menjadi lebih rendah.

Setelah diadakan penyelidikan dan penelitian selama bertahun-tahun di Balai Penelitian Perkebunan Bogor, maka pada awal tahun 1992 telah ditemukan cara pemberantasan yang baru untuk gangguan cacao mot ataupun yang seringdikenal dengan nama Acrocercops Cramerella.

Di dalam penemuan ini disebutkan kalau gangguan ini dapat diatasi dengan system”Kondomisasi”, yaitu dengan jalan menyelubungi buah-buah kakao dengan bungkus plastic bagian atas diikatkan pada tangkai buah, sedangkan ujung bawah tetap terbuka. Penyelubungan yang terus menerus ini ternyata didalam penyelidikan bisa menekan penurunan produksi dari 80% menjadi 1%.

Praktek kondomisasi buah kakao, ini sekarang sedang digalakkan dan diujicobakan terus diperkebunan-perkebunan kakao di Maluku Utara.
Karena telah terbukti kegunaannya maka dinas perkebun pun menganggap bahwa usaha kondomosasi sebagai salah satu dari pencegahan yang baik, atau bahkansangat baik untuk saat ini.

Cara Hidup Cacao mot
    
Sekedar untuk  pengetahuan maka tak ada jeleknya kalau kita pun mengetahui bagaimana sebenarnya cara hidup dari hama yang disebut cacao mot itu.
    
Buah-buah kakao dari segala umur,kecuali buah yang masih kurang dari 7 cm dapat diserang oleh cacao mot. Telur-telur cacao mot ini berwarna orange dan berukuran 0,5 x 0,3 mm akan menetas dalam jangka waktu 7 hari. Kemudian ulat-ulat yang keluar dari telur tersebut akan hidup sampai 15-18 hari di dalam buah cokelat, hingga mencapai panjang±10mm. 

Pada masa berkepompong dibuatnya lubang keluar buah dengan benang-benang lender yang keluar dari mulutnya. Melalui benang-benang inilah ia turun ke tanah. Setelah 6 hari keluarlah kupu-kupu dari kepompong tersebut yang hanya berumur 5-7hari. Setelah bertelur, kupu-kupu atau mot itu mati.

2.    Helopeltis

Helopeltis ini disamping menyerang buah-buah dari segala umur, juga menyerang tunas-tunas yang masih muda. Akan tetapi hama ini lebih senang menyerang buah kalau dibandingkan dengan tunas-tunas yang masih muda. Sebab kalau memang tak ada buah, barulah hama helopeltis ini menyerang tunas-tunas muda.

Buah-buah cokelat yang diserang helopeltis ini akan kelihatan kalau ada bekas-bekas tusukan dan berupa bintik-bintih hitam pada permukaan buah. Kalau ada serangan yang hebat, maka seluruh permukaan buah menjadi busuk.

Sedangkan pada buah-buah muda yang lebih kecil dari 5 cm biasanya pada puncak-puncak serangan akan mongering. Sedangkan kalau padabuah yang lebih besar,efeknya adalah pertumbuhan buah tersebut tak akan sempurna, tidak dapat mencapai ukuran besar yang wajar. Mutunya juga akan menurun karena bijinya akan tetap mengecil.

Kalau kebun kakao kita ini sedang tidaak berbuah hama helopeltis akan menyerang pada tunas-tunas yang masih muda. Akibat dari serangan helopeltis, pucuk-pucuk yang diserang akan menjadi kering dan layu. Demikian juga dengan daun-daunnya. Kalau saja ada tanaman cokelat yang tumbuh gundul dan cabang-cabangnya kering, dapat dipastikan bahwa pohon tersebut diserang hama helopeltis.

Pembentukan tunas baru memang masih bisa terjadi. Nanti kalau ada serangan ulang dari helopeltis maka keadaan pohon akan menjadi bertambah gawat. Bisa saja pucuk-pucuk pohon itu tumbuh dengan pucuk baru, namun kalau helopeltis tidahk dicegah dan diberantas maka ia akan menyerang lagi. Bila ini dibiarkan bertahun-tahun dipastikan pohon kakao akan hancur dan mati.

Akibat lain kalau sampai tanaman cokelat menjadi gundul adalah, karena kekurangan daun maka tanah di bawah menjadi terbuka dan sering kena sinar matahari secara langsung. Dengan begitu segala macam rumput,teki, atau pun alang-alang akan dapat tumbuh dengan cepat. Ini semua akan mengakibatkan regenerasi kakao bertambah sulit.
Bila sudah dalam keadaan demikian. Dapat dipastikan dalam waktu dua tahun berturut-turut akan mengalami kerugian karena tidak ada produksi atau bila ada, tidak akan bisa menutup ongkos-ongkos pembiayaan.

Cara Hidup Helopeltis
    
Telur-telur helopeltis dimasukkan kedalam buah kakao dalam 2-3 kelompok. Pemasukan ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut ovipositor. Sedangkan stadium dari telur menjadi larva antara 6-24 hari dan ini tergantung dari tinggi rendahnya tempat. Kemudian larva-larva dari telur itu dengan amat lincahnya berpindah dari satu buah ke buah lainnya. Ini dilakukan meskipun mereka belum mempunyai sayap.
    
Setelah mengalami pergantian kulit 5 kali berturut-turut dalam waktu 110 hari, kemudian pergantian kulit yang ke-6 kalinya inilah yang menjadikan larva-larva ini menjadi binatang dewasa adalah munculnya semacam tanda dipunggung dan juga telah mempunyai sayap yang sempurna.

Helopeltis terdiri dari 2 jenis, yaitu:

1.    Jenis Helopeltis Antonii.
2.    Jenis Helopeltis Theivora

Tanda-tanda helopeltis antonii adalah warnanya hitam dan pada dadanya berwarna merah, tanduknya kelihatan lurus. Sedangkan kalau helopeltis theivora berwarna hitam dan dadanya merah, tanduknya membengkak ke belakang.

Keadaan cuaca dan persediaan makanan mempengaruhi kecepatan pembiakannya. Bila persediaan makanan banyak, keadaan lembap dan panas, perkembangannya sangat cepat. Sedangkan bila udara kering terutama pada waktu musim kemarau, pembuatan telur ada kalanya terhenti, dengan demikian populasi akan menurun.

Cara pemberantasannya
    
Cara memberantas hama helopeltis bisa menggunakan endrin 19,2 EC. Dengan kadar 0,4 %. Percobaan ini ternyata membawa hasil yang baik dan tidak berpengaruh jelek dalam pembentukan buah. Atau bisa menggunakan BHC Spray 0,5% dan Basudin 60 0,2%. Perlu diketahui bahwa sebaiknya waktu penyemprotan dilakukan malam hari antara pukul 18.00 – 20.00, sebab saat itu pergerakan helopetis lebih lamban atau bahkan telah diam sama ekali.

3.    Ulat Kilan

Hama lain adalah ulat kilan atau yang sering disebut hyposidra talaca Wilk dan Antitrygodes divisaria Wilk. Ulat-ulat tersebut menyerang daun kakao.
Pemberantasannya dengan mempergunakan insektisida, antara lain Endrin 19,2 EC 0,4 BHC Spray 0,5%, Thiodan 35 0,2%, Anthio 40 0,2%. Caranya bahan-bahan tersebut disemprotkan.

Untuk mengetahui cara penegembangbiakan kakao dengan Okulasi dan Stek bisa di lihat di sini Budidaya Cokelat dengan Cara Okulasi dan Stek


Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Pecinta Tanaman - 6:43 PM