;

Translate

Friday, September 19, 2014

Ciri ciri Tanaman Tomat Dan Jenis jenisnya

Friday, September 19, 2014

Sebelum Anda membaca ciri-ciri tanaman tomat di bawah ini, Anda pasti sudah mengenal yang namanya buah tomat? namun kalau kita melihat dari segi jenisnya tomat sebetulnya ada tiga jenis yang sering kita temui, yaitu : tomat buah, tomat sayur, dan tomat ceri. ketiga tomat tersebut sama-sama buah tomat namun yang membedakannya ukuran bentuk dan warnanya.

Untuk  tomat buah ciri cirinya : bentuk bulat penuh, kulit tebal, memiliki warna merah segar. Biasanya buah tomat suka dibuat jus atau rujak tomat. Tomat sayur : tomat sayur ukurannya lebih kecil dibanding dengan tomat buah, kulit tipis, warna kulitnya ada yang kuning dan ada yang merah, rasanya aga masam dibanding tomat buah. Tomat ceri : ukurannya kecil-kecil, ukuran buahnya sama seperti buah ceri, tomat ini biasanya dipakai untuk sambal atau selada.

ciri ciri tanaman tomat, ciri tanaman tomat, jenis jenis tomat, buah tomat


Ciri-ciri tanaman tomat

Batang tomat
Tomat termasuk jenis tanaman perdu semusim. Batangnya lemah dan basah. Tingginya bisa mencapai 0,5 sampai 2,5 meter. Batang tomat bisa tumbuh tegak, bisa pula bersandar pada tanaman lain. Cabangnya banyak, berambut, tebal pada buku-bukunya, dan memiliki bau yang sangat kuat dengan warna hijau keputihan.

Daun tomat
Tomat memiliki daun yang banyak. Bentuknya menyirip, ada yang bundar telur, ada pula yang memanjang. Ujung duan runcing, sementara pangkal daun membulat. Letak daun berselang-seling. Pada daun yang lebih muda, tepinya bergerigi. Panjang duan antara 10 cm sampai 40 cm. warnanya hijau muda. Daun muda bisa digunakan sebagai lalap.

Bunga tomat
Bunga tanaman tomat berbentuk bintang. Warnanay kuning dan memiliki tangkai. Bunga terkumpul dalam suatu rangkaian.

Buah tomat
Buah tomat berdaging, pada tomat apel kulitnya tebal, sedangkan pada tomat sayur kulitnya tipis. Permukaan buah licin dan mengkilap. Bentuknya ada yang bulat, ada pula yang lonjong. Ukurannya ada yang besar sebesar apel. Adapula yang kecil, sekecil kelereng. Buah ada yang berwarna merah, kuning, ada pula yang berwarna hijau, tergantung pada jenis tomat dna tingkat kematangannya. Bijinya banyak. Bentuknya kecil-kecil dan pipih dengan warna kuning kecoklatan.

Cara perkembangbiakkan tanaman tomat
Tanaman tomat berkembang biak dengan biji. Selain itu, bisa juga dikambangbiakkan dengan stek batang. Untuk stek batang, dipilih batang tanaman yang sudah tua. Tanaman tomat memiliki kekerabatan yang dekat dengan kentang dan tembakau. Tanaman tomat dapat ditemukan di dataran rendah maupun pegunungan.

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Pecinta Tanaman - 9:38 PM

Thursday, September 18, 2014

Khasiat Manfaat Buah Pepaya Sangat Multiguna

Thursday, September 18, 2014

Mengenal tanaman pepaya

Untuk mengenal lebih jauh tentang tanaman pepaya, ada baiknya mengetahui asal mula hingga daerah penyebaran pepaya, lalu jenis-jenisnya, dan aneka kegunaan pepaya.

Daerah penyebaran pepaya

Tanaman pepaya (Carica papaya L.) berasal dari Amerika Tengah. Kemudian berkat jasa pedagang Spanyol, tanaman pepaya menyebar ke seluruh penjuru dunia, mulai dari Florida, Hawai, India, Afrika Selatan dan akhirnya sampai Asia pada awal abad ke-16.

Antara tahun 1925-1930 Jawatan Perkebunan Rakyat merintis pengembangan tanaman pepaya di Jawa. Sekarang penyebaran  tanaman pepaya menjangkau seluruh provinsi di Indonesia. Namun, sentra produksi pepaya hanya terdapat ditujuh provinsi, yakni:
  • Jawa Timur: Malang, Ponorogo, dan TulungAgung.
  • Jawa Tengah: Pekalongan , Sragen, dan Sukoharjo.
  • DI. Yogyakarta:Bantul,Sleman, dan Kulon Progo.
  • Jawa Barat : Tangrenag dan Garut.
  • Sulawesi Selatan: Bone, Rappang, dan Luwu.
  • Bali: Badung, Karang Asem, dan Gianyar.
  • Nusa Tenggara Barat: Lombok Tengah dan Bima.
Khasiat buah pepaya, Manfaat Buah Pepaya, khasiat pepaya, manfaat pepaya, buah pepaya, budidaya pepaya, cara menanam pepaya

Jenis Pepaya

Berdasarkan bentuk buahnya, tanaman pepaya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

a.    Pepaya semangka
  • Cirri-ciri: daging buahnya tebal, berwarna merah menyerupai daging buah semangka, dan citarasanya manis.
  • Contoh : pepaya jingo memiliki kulit buah berwarna jingga, buahnya banyak berair, dan tahan angkutan, pepaya cibinong memiliki kulit buah tetap hijau tetapi pucuknya menguning, bentuknya bundar panjang dan runcing, tangkai buahnya panjang, kulit buahnay tebal dan tidka rata, rasa buahnay kurang manis, dan beratnay sekitar 2,5 kg.
b.    Pepaya Burung
  • Cirri-ciri: daging buah berwarna kuning, berbau harum, dan citarasanya manis-asam.
  • Contoh : pepaya ijo memiliki kulit buah tidak tidak akan menguning;pepaya hitam panjang memiliki kulit buah hijau menguning kalau masak, bentuknya panjang, dan tangkai buahnya berwarna ungu; pepaya hitam bundar atau pepaya solo memiliki bentuk buah bundar.
Sedangkan berdasarkan struktur bunga dan buahnya, pepaya dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:

a.    Pepaya jantan
  • Pepaya jantan memiliki nunga jantan yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Namun, pada ujung rangkaian bunga terdapat beberapa bunga sempurna yang dapat menghasilkan buah pepaya gandul atau gantung.
  • Buah pepaya gandul atau gantung ternyata baik untuk dijadikan manisan pepaya.
b.    Pepaya betina
  • Pepaya ini memiliki bunga dan buah betina. Pepaya betian biasanya terus berbunga sepanjang tahun.
  • Contoh pepaya betina: pepaya Solo, pepaya cibinong, pepaya Jinggo, dan sebagainya.
c.    Pepaya sempurna
  • Pepaya sempurna dapat berbunga dna berbuah sepanjang tahun. Contohnya adalah pepaya jingo yang memiliki bentuk-bentuk sebagai berikut:
  1. Pada musim hujan buahnya berbentuk lonjong.
  2. Pada musim kemarau buahnya berbentuk bulat.
  3. Diantara musim hujan dan kemarau  buahnya berbentuk buah pisang.
  • Pepaya sempurna yang berbuah musiman. Contohnya adalah pepaya semangka yang berbuah pada musim hujan, tetapi pada musim kemarau bunganya tidak dapat menjadi buah.

Khasiat dan manfaat buah pepaya

Tanaman pepaya layak disebut tanaman pepaya “multiguna”, sebab hampir seluruh bagian tanaman pepaya bermanfaat bagi manusia dan hewan. Tanaman pepaya dapat digunakan sebagai bahan makanan dan minuman, ramuan tradisional, kosmetika sampai pakan ternak.
Rincian multiguna pepaya antara lain sebagai berikut.

Akar
1)    Akar pepaya direndam dalam air, kemudian larutannya diminum. Ramuan ini dapat menyembuhkan sakit ginjal dna kandunagn kencing.
2)    Air rebusan akar pepaya dapat diguanakn sebagai obat cacing kremi.

Batang
1)    Limbah batang dipotong-potong untuk diambil hatinya, lalu dijadikan pakan ternak.
2)    Batang bagian dalam diparut, diperas untuk dibuang air dna getahnya, lalu dicampur dengan gula dan garam. Ramuan ini dapat dimakan untuk mencegah aneka penyakit.

Daun
1)    Daun pepaya muda dapat dijadikan lalab mentah.
2)    Daun pepaya muda dapat ditumbuk halus untuk diperas sarinya. Kegunaannya untuk obat penyakit malaria, kejang perut, dan sakit panas. 

Bunga
1)    Bunga pepaya dapat dijadikan sayur lodeh atau pun pencampur pecal.
2)    Bunga pepaya gandul ditambah daun kuda-kudaan direbus, lalu air rebusannya diminum. Ramuan ini dapat menambah nafsu makan, membersihkan darah, dan obat penyakit kuning.
Buah
1)    Buah pepaya muda dapat dibaut sayur lodeh, asem, sambal goring, sambal godok, rujak manis, dan sebagainya,
2)    Buah pepaya yang mengkal (kematangan 80 persen) dapat diolah menjadi manisan, selai, sari buah dan sebagainya.
Biji
1)    Biji pepaya dapat ditumbuk halus dan dicampur cuka.ramuan ini jika ditelan mendorong keluarnya keringat pada penderita masuk angin.
2)    Biji pepaya juga dapat diolah lebih lanjut menjadi minyak dan tepung.
Getah
1)    Getah pepaya sering disebut ‘papain’, merupakan bahan yang mengandung enzim proteolitik.
2)    Papain berguna untuk melunakkan daging, menghaluskan kulit pada indrustri  penyemakan kulit, bahan kosmetika, dan bahan baku indrustri farmasi.

Panen pepaya dan pengolahannya

Untuk melaksanakan kegiatan panen pepaya, kiranya perlu mengetahui tanda-tanda siap panen. Kemudian, hasil panen tersebut diolah lebih lanjut. Dengan pengolahan ini, diharapka akan 
memperoleh beberapa keuntungan.

 

1.    Tanda-tanda siap panen

  • Panen perdana pepaya dilakukan saat tanaman berumur 9 bulan-12 bulan. Namun ada beberapa jenis pepaya, misalnya pepaya Bangkok, yang dipanen saat berumur 7 bulan-8 bulan.
  • Sebagian besar warna buah kekuning-kuningan.
  • Tangkai buah mulai menguning. 
  • Geah encer dan berwarna bening.

2.    Cara panen

  • Dipilih buah-buah pepaya yang memiliki tanda-tanda siap panen
  • b.    Buah langsung dipetik dengan tangan. Namun, pada pohon pepaya yang tinggi cara panen dilakukan dengan alat bantu bamboo yang pada ujungnya disisipkan pisau tajam sekaligus wadah keranjang.
  • c.    Panen berikutnya dilakuakn secara rutin 5 hari-7 hari sekali, dengan masa produksinya 4 tahun.

3.    Keuntungan pengolahan pepaya

  • Menyelamatkan kelebihan produksi pada saat terjadi panen raya di daerah sentra produksi papaya.
  • Meningkatkan nilai ekonomi.
  • Menciptakan peluang berusaha dan bekerja.
  • Mendukung program penganekaragaman pangan.
  • Menambah pendapatan keluarga.
Sumber Buku: Manisan Pepaya, Penerbit : Kanisius
Sumber Gambar: http://www.gajanayakafruits.com/

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Daftar Isi
Budidaya jamur        Budidaya jamur tiram    Cara budidaya jamur    Budidaya jamur        budidaya jamur        budidaya jamur        budidaya jamur        budidaya ajmur            budidaya jamur       budidaya jamur        budidaya jamur        budidaya jamur        hama tanaman mangga        penyakit tanaman mangga        hama mangga        penyakit mangga        budidaya tanaman mangga        penyakit pohon mangga


Budidaya Bawang Bombay dan Cara Menanam Bawang Bombay
Budidaya Bawang Bombay dan Cara Menanam Bawang Bombay
Budidaya Bawang Merah dan Cara Menanam Bawang Merah
Budidaya Bawang Merah dan Cara Menanam Bawang Merah
Budidaya Bawang Putih dan Cara Menanam Bawang Putih
Budidaya Bawang Putih dan Cara Menanam Bawang Putih

Budidaya Jagung dan Panduan Lengkap Cara Menanam
Budidaya Jamur Kayu: Media Tanam
Budidaya Kacang Panjang dan Cara Menanam
Budidaya Kentang budidaya tanaman Kentang dan Cara Menanam Kentang
Budidaya Kentang Pemberantasan Hama Kentang dan Jenis-jenis Kentang
Budidaya Sawi Putih dan Cara Menanam Sawi

Pecinta Tanaman - 12:12 PM

Wednesday, September 17, 2014

Khasiat Dan Manfaat Buah Tomat Sangat Luar Biasa

Wednesday, September 17, 2014

Pernahkan anda meminum segelas jus tomat? Rasanya sungguh segar. Dibalik kesegarannya itu, tersimpan berbagai manfaat. Manfaat tomat ini bisa anda dapatkan bukan hanya dari jus tomat saja, tapi juga dari olahan tomat lainnya, misalnya saus tomat. Manfaat yang sama juga anda bisa diperoleh, jika anda mengkonsumsi langsung sebagai buah.  Mengapa tomat memiliki berbagai manfaat? Itu karean kandungan gizi dan vitamin dalam tomat yang sangat berguna bagi tubuh kita. 

 

Berikut ini, zat-zat manfaat yang terdapat dalam tomat.

Vitamin
Tomat banyak mengandung vitamin A dan C, dan sedikit mengandung vitamin B, seperti Vitamin B1, vitamin B2, dan Vitamin B6.

Rutin
Rutin adalah zat kimia dalam tomat yang memiliki fungsi memperkuat dinding pembuluh darah kapiler.

Klorin dan sulfur
Kandungan klorin dan sulfur pada tomat berfungsi untuk menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh. Klorin juga berfungsi menjaga kesehatan hati.

Likopen
Likopen atau Pigmen kuning pada tomat, merupakan zat yang memiliki banayk manfaat. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya:
  • Sebagai antioksidan yang tinggi. Antioksidan adalah zat yang dapat menagkal zat-zat yang berbahaya yang masuk ke dalam tubuh akibat lingkungan yang tidak sehat, polusi, atau radiasi sinar ultraviolet.
  • Mencegah timbulnya tumor.
  • Mencegah kanker prostate.
  • Mengurangi bercak kulit pada usia.

Asam p-kumarat dan asam klorogenat.
Kedua zat ini mampu melemahkan zat-zat penyebab kanker.
Asam malat dan asam sitrat
Asam malat dan asam sitrat berfungsi menjaga kebersihan saluran empedu sehingga mencegah terjadinya batu empedu.

Zat tomatin
Zat ini berfungsi untuk mencegah terjadinya radang.

Ternyata, banyak sekali manfaat yang didapat hanay dari sebuah tomat. Melihat dari berbagai kandungan gizi dalam tomat, tomat sering pula digunakan sebagai obat tradisional. Buah tomat digunakan untuk meringankan berbagai keluhan kesehatan ringan sehari-hari. 

Penggunaan tomat sebagai obat diantaranya untuk:
•    Gangguan pencernaan seperti perut kembung, tidak nafsu makan.
•    Susah buang air besar (sembelit);
•    Sakit kuning, radang hati;
•    Radang saluran napas (bronchitis), sesak napas (asma bronchial);
•    Radang usus buntu, radang gusi, gusi berdarah, sariawan;
•    Ulkus lambung;
•    Wasir;
•    Tekanan darah tinggi (hiperkolesterolemia);
•    Lemas akibat kadar glukosa darah rendah;
•    Demam, rasa haus;
•    Rematik,gout, dan memar akibat terbentur.
Beberapa penyekit lain pun yang relative lebih berat, dapat memanfaatkan tomat dalam proses penyembuhannya. 

Penyakit-penyakit tersebut antara lain:
•    Membantu menurunkan resiko gangguan jantung
•    Menghilangkan kelelahan dan menambah nafsu makan
•    Menghambat pertumbuhan sel kanker pada prostat, leher rahim, payudara dan endometrium
•    Memperlambat penurunan fungsi mata karena pengaruh usia
•    Membantu menjaga kesehatan organ hati, ginjal, dan mencegah kesulitan buang air besar.
•    Menghilangkan jerawat
•    Mngobati diare
•    Memulihkan fungsi liver
•    Mengatsi kegemukan.
Indrustri kosmetika memanfaatkan tomat sebagai bahan dasar pembuat masker. Masker ini berguna untuk menghaluskan kulit menjadi lebih kencang. Tomat juga berfungsi mengurangi minyak di wajah dan mencegah timbulnya jerawat.

Sementara itu dalam kehidupan sehari-hari, manfaat dari tomat sudah tak bisa diragukan lagi. Tomat memberikan cita rasa pada berbagai masakan. Tomat bisa juga diolah menjadi saus tomat yang lezat dan bervitamin. Di Negara-negara Eropa dan Amerika, saus tomat dijadikan pelengkap sajian dalam berbagai makanannya, menginagt masakan-masakan mereka tidak banyak menggunakan bumbu seperti halnya masakan Indonesia.

Buah tomat sendiri, terutama jenis tomat apel, dapat langsung dimakan. Rasanya segar, anda bisa juga mengolahnya menjadi jus tomat atau rujak tomat. Tidak seperti jenis buah-buahan atau sayuran lain yang kandungan gizinya berkurang setelah mengalami proses pengolahan, tomat justru sebailknya. Nilai gizi dari tomat yang sudah diolah tidka berkurang, malah ada yang gizinya justru lebih tinggi. Tomat yang direbus lebih bergizi daripada tomat yang tidak direbus.pada bayi, dianjurkan untuk mulai mengkonsumsi jus tomat sejak berusia enam bulan.


Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Pecinta Tanaman - 9:28 PM

Friday, September 12, 2014

Budidaya Tanaman Hias: Aglaonema Sri Rejeki

Friday, September 12, 2014

Sri rejeki disebut juga aglaonema atau Chinese Evergreenmerupakan tanaman dari family Araceae. Genus aglaonema terdiri dari sekitar 30 spesies, habitat asli tanaman ini adalah dibawah hutan hujan tropis, tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembaban tinggi. Kini berbagai macam aglaonema hybrid telah dikembangkan. Hybrid dari tanaman warna, bentuk, ukuran daun sehingga berbeda dari spesies alami.

Sifat tanaman aglaonema dan syarat tumbuhnya

Sifat dari tanaman aglaonema beragam, ada yang dapat terkena sinar matahari dan ada juga yang harus ternaungi, sebagian aglaonema dapat hidup ditempat lembab dan sebagian lagi ditempat sedikit kering, tanaman aglaonema tergolong bandel, mudah dirawat dan cocok dijadikan tanaman indoor, apalagi aglaonema terkenal dengan motif daunnya yang indah.

Syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pertumbuhan aglaonema yang optimal adalah lokasi, cahaya, kelembaban dan suhu.

Lokasi yang ideal untuk merawat sri rejeki adalah daerah yang berketinggian 300-400 m diatas permukaan laut, namun tidak menutup kemungkinan juga dapat tumbuh baik di dataran rendah, sesuai habitatnya aglaonema menyukai lokasi yang teduh dengan pencahayaan terbatas, intensitas sinar matahari berkisar antara 10-30%.

Budidaya Tanaman Hias, Aglaonema Sri Rejeki, aglaonema, budidaya aglaonema, tanaman hias aglaonema


Kelembapan yang cocok untuk merawat aglaonema adalah 50-70%, di kisaran itu tanaman tumbuh baik, lebih dari 75% dapat menyebabkan tumbuhnya cendawan pada media tanam, selain itu juga sisa suhu menunjang pertumbuhan, lokasi sebaiknya bersuhu 28-30 C pada siang hari dan 20-22 C malam hari dan dibantu juga dengan sirkulasi udara yang baik.

Media Tanam untuk Aglaonema

Untuk memiliki tanaman aglaonema yang tumbuh  sehat dan baik diantaranya adalah dengan menggunakan media dengan komposisi yang pas, media dengan tingkat keasaman/pH dan porotisitas (Porous) yang ideal sangat baik untuk pertumbuahn aglaonema, media tanam aglaonema juga harus steril, yaitu bebas dari penyakit, tidak mudah lapuk dan hancur karen air, mudah diperoleh dan harganya terjangkau, aglaonema dapat tumbuh dengan baik pada media denagn pH 7 atau disebut juga pH netral yang kaya akan zat hara, angka pH dengan selisih 0,5-1 masih dianggap pH ideal.

Porous artinya mudah mengeluarkan kelebihan air, tingkat porotisitas yang dibutuhkan pada media tanam sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu ketinggian dan hujan rendah, media tanam sebaiknya  harus bisa menahan air sehingga media tidak kekeringan, sebaliknya didataran tinggi yang umumny sering hujan sebaiknya menggunakan media dengan porositas tinggi agar kelebihan air mudah dikeluarkan.

Berikut macam jenis unsur yang digunakan untuk media tanam sri rejeki, yang tentunya dengan tingkat porositas yang berbeda dengan kekurangan kelebihan masing-masing, kombinasi beberapa unsure media dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan factor lingkungan :
  • Pakis, sekam bakar, pasir malang, humus (1;1;1;1)
  • Pakis, pasir malang, sekam bakar, cocopeat (2;1;1;1)
  • Pakis, sekam bakar, pasir malang, cocopeat (2;1;1;1)
  • Cocopeat, sekam bakar kompos organic (5;3;2)
  • Pakis, pasir malang, kaliandra (3;2;1).
Jenis unsur media tanam

Pakis
Pakis dapat menyimpan air dengan baik dan  memiliki drainase yang bagus, akar dapat menyerap air dengan mudah dan leluasa untuk berkembang, tidka mudah lapuk dan memilki daya tahan cukup tinggi.

Sekam bakar
Sekam bakar memiliki kelebihan unsure yang terletak pada sifatnya yang steril dan daya tahannya mencapai 1 tahun, aerasinya cukup baik namun daya serapnya terhadap air kurang baik, sehingga harus dicampur dengan unsure yang dapat menyerap air.

Pasir malang
Pasir malang unsure media yang tingkat porotisitasnya cukup baik, karena itu penggunaannya digunakan untuk mencegah media yang terlalu basah dan air yang menggenang.

Cocopeat
Cocopeat adalah  sabut kelapa hasil olahan, unsure ini sangat cocok digunakan bial menginginkan media ynag cukup lembab untuk aglaonem khususnya didaerah yang kering dan panas, cocopeat dapat menahan air cukup lama dalam jumlah yang banyak, namun sifatnya mudah lapuk.

Kaliandra
Kaliandra cocok digunakan sebagai media di daerah kering dan panas, media ini cenderung cepat lembab sehingga rawan terjangkit cendawan pengganggu, sifatnya mudah lapuk dan hanya bertahan 4-6 bulan.

Penyiraman
Sri rejeki termasuk tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah cukup, jadi penyiraman hal penting yang mesti diperhatikan agar aglaonema tumbuh baik, tepi tidak sampai mengegnagi medianya, frekuensi dan dosis penyiaraman perlu diatur sesuai dengan kondisi media dan lingkungan setempat.

Pemupukan
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman sri rejeki, kebutuhan nutrisi sangat penting, beragam merek pupuk majemuk/anorganik mudah diperoleh, bahkan saat ini sudah banyak beredar pupuk khusus aglaonema. Sebelum memilih, cermati dulu komposisi nutrisi dan penggunaanya, barulah cara dan dosis pemberiannya, pemberian pupuk dengan dosis rendah, tetapi sering diberikan akan menghasilkan tanaman kualitas baik dibanding dengan pemberian sesekali dengan dosis tinggi.

Mengganti emdia tanam/repotting
Untuk menjaga agar kulaitas aglaonema tetap baik perlu dilakukan penggantian media tanam, media tanam yang baik akan membuat aglaonem tumbuh dengan sehat, penggantian media tanam/repotting aglaonema dilakukan setiap 6-12 bulan sekali, repotting juga dibutuhkan oleh tanaman yang sudah terlalu besar sehingga tidak sebanding lagi dengan ukuran pot.

Hama dan penyakit

Hama
Hama adalah hewan penggenggu tanaman secara fisik masih dapat dilihat secara kasat mata tanpa bantuan alat. Hama pada aglaonema bermacam-macam dan gejalanya berbeda-beda diantaranya:
  • Hama ulat ada yang menyerang daun, yaitu spodoptera sp dan ada juga yang menyerang batang, yaitu Noctuidae.
  • Kutu putih (kutu kebul) sering menyerang aglaonema di dataran rendah dibanding di dataran tinggi. Kutu putih menyerang batang dan daun bagian bawah, kutu tersebut mengisap cairan daun dan meninggalkan jelaga pada daun.
  • Belalang menyerang tanaman aglaonema sama hal nya dengan ulat, yaitu menyerang daun.
  • Kutu sisik menyerang daun, pelepah, batang dan bunga, bentuknya seperti lintah denagn ukuran yang lebih kecil, kutu sisik ini dapat menyebabkan daun mengerut, kuning, layu dan akhirnya mati.
  • Kutu perisai ini menyerang bagian daun, kutu ini biasanya terdapat koloni dengan membentuk barisan di bagian tulang daun, kutu ini memiliki bentuk seperti perisai pada bagian punggungnya.
  • Root mealy bugs menyerang bagian akar tanaman, bentuknay seperti kutu putih, tanaman menjadi kurus, kerdil, daunnya mengecil dan layu.
Penyakit
Penyakit pada tanaman khususnya aglaonema disebabkan oleh 2 patogen, yaitu cendawan dan bakteri. Jumlah cendawan yang menyebabkan penyakit pada umumnya lebih banyak dibanding bakteri, berikut penyakit yang biasanya menyerang aglaonema.
  • Layu Fusarium, gejala serangan ditandai denagn tulang daun yang pucat berubah warna menjadi coklat keabuan lalu tangkainya membusuk, penyebabnya adalah media yang selalu basah sehingga media tanam ber-pH rendah, yang kondisi tersebut membuat Fusarium oxysporium leluas berkembang.
  • Layu bakteri, ditandai dengan daun dan batang yang melunak serta bau yang tak sedap.
  • Busuk akar, ditandai dengan daun yang menjadi pucat lalu busuk, batang yang berlubang dan layu, akarnya berwarna coklat kehitaman, yang disebabkan media terlalu lembab sehingga menyebabkan cendawan cepat berkembang.
  • Bercak daun, yang disebabkan oleh cendawan, penyakit ini ditandai dengan adanya bercak pada daun yang lama kelamaan membusuk.
  • Virus, pada aglaonema ditandai dengan daun yang berubah menjadi kekuningan atau menjadi keriting, oerubahan tersebut karena virus dapat menghancurkan klorofil dan jaringan lainnya pada daun, virus susah ditanggulangi, perawatan dan pengendalian lingkungan yang baik merupakan cara pencegahan yang paling efektif.

 

Budidaya sri rejeki

Sri rejeki dapat dibudidayakan dengan menanam bonggolnya. Dari satu bonggol bisa didapatkan 2-3 anakan baru.setelah 6 bulan, pisahkan anakan baru tersebut dari induknya.

Aglaonema bisa dikembangbiakkan dengan  lebih cepat dengan cara memotong pucuk. Dengan cara ini, tanaman induk akan terangsang untuk mengeluarkan tunas baru. Dari satu potongan pucuk, bisa didapatkan 2-3 anakan baru lagi. Anakan dari potongan pucuk ini dapat dijadikan bibit setelah memiliki 5-7 helai daun.

Jika anda menggunakan dua metode ini sekaligus, dari satu tanaman saja bisa didapatkan 5-6 anakan sri rejeki baru.

Metode memotong pucuk bisa lebih optimal hasil jika metode ini dilakukan pada aglaonema dewasa yang memiliki 8-10 helai daun. Namun, kondisi tanaman induk harus diperhatikan. Pilihlah induk yang sehat, daun dewasa yang segar dan kokoh atau daun muda tidak mengecil. Akarnya juga harus kuat dengan kriteria berwarna putih, gemuk, dan tidak busuk. Sebelum melakukan pemotongan pucuk, sebaiknya benamkan bagian batang lebih dalam ke tanah hingga 8-10 cm.

Frekuensi pemberian pupuk pun boleh ditingkatkan 2-3 minggu sebelum pemotongan pucuk. Jika biasanya pemberian pupuk dilakukan 1 x seminggu, sebelum pemotongan digandakan menjadi 2 x seminggu.

Cara melakukan pemotongan pucuk adalah sebagai berikut:
  • Siapkan pisau dan alat pengorek
  • Korek media untuk melihat kondisi akar (ingat kriteria akar yang kuat)
  • Potong batang aglaonema dan sisakan satu daun pada bonggol tanaman induk, yang dimaksudkan agar tanaman induk dapat berfotosintesis menghasilkan makanan, sehingga tunas baru yang muncul nanti akan besar-besar.
  • Pada bagian yang dipotong, baik pada bonggol yang tersisa juga pada potongan pucuk, olesi antiseptic (betadine atau campuran pinang + sirih) untuk menutup luka.
  • Tanam potongan pucuk  dalam media berupa campuran tanah sekam, pasir malang, humus andam, dan pakis (rasio berturut-turut 1:5:2:2).
  • Siram secara teratur, dan letakkan ditempat yang teduh
  • Tunas baru akan muncul dalam waktu 1 bulan.
Anakan yang anda dapatkan dari hasil pemotongan pucuk belum tentu memiliki akar. Ketika anda memindahkan anakan aglaonema yang belum memiliki akar yang kuat maka gunakan metode bungkus plastic. Tanam anakan baru tersebut  dalam pot, kemudian membuat sungkup dari plastic bening.

Dengan demikian, kelembaban dalam sungkup tinggi (mencapai 80%), suhu tetap stabil. Hal tersebut emmungkinkan terjadinya peningkatan laju metabolism sehingga akar lebih cepat tumbuh.a kar akan muncul setelah 3 minggu disungkup dan siap dipindahkan ke luar. Sungkup plastik being dan dapat juga diganti denagn tabung transparan dari bahan plastic jika memungkinkan. Tabung plastik lebih daripada plastik bening bisa karena tidak akan sobek.

Sumber Buku: BUDIDAYA TANAMAN HIAS, Penerbit: Bangkit Citra Persada
Sumber Gambar: http://archive.kaskus.co.id/

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Pecinta Tanaman - 9:38 AM

Thursday, September 11, 2014

Budidaya Tanaman Hias: Cara Menanam Bunga Mawar

Thursday, September 11, 2014

Syarat Tumbuh Bunga Mawar

Iklim

Syarat iklim yang dibutuhkan mawar untuk tumbuh baik sebagai berikut:
a.    Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar mata-hari 5-6 jam per-hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta ber-batang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik daripada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman.

b.    Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun didaerah panas/tropis. Suhu uadara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80%.

Media tanam

Media tanam yang digunakan berpengaruh pula terha-dap pertumbuhan mawar. Untuk itu, hal-hal berikut harsu diperhatikan.
a.    Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau didalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandunagn liat 20-30%), subur, gembur, banyak bahan organic, aerasi, dan drainase baik.
b.    Oada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.
c.    Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0.pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit ataupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar.
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikkan pH tanah, menambah unsure-unsur Ca dna Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.

Ketinggian tempat

Mawar tumbuh baik pada:
a.    Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28°-30°C;
b.    Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14°-27°C;
c.    Ketinggian 110 m dpl, suhu udara minimum 13,7°C-15,6°C dan maksimum 19,5°-22,6°C.
Di daerah tropis sepertiIndonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.

Budidaya Tanaman Hias, Cara Menanam Bunga Mawar, bunga mawar, manfaat bunga mawar, bunga hias, bibit bunga mawar

Panduan budidaya bunga mawar

 

Pembibitan persyaratan bibit

Supaya biji tumbuh dengan baik, pipih biji yang sehat dengan memasukan ke dalam air (yang baik akan tenggelam, yang mengapung dibuang).

a.    Penyiapan benih
Tahap-tahap penyiapan benih tanaman dari biji:
1)    Pemilihan buah- pilih buah mawar dari tanaman induk yang sudah produktif berbunga dan jenis unggul sesuai keinginan.
-    Petik buah mawar terpilih yang sudah matang (masak) di pohon.

2)    Perlakuan After Ripening-siapkan media semai beruapa tanah berhumus dan berpasir (1:).
-    Masukkan (isikan) media tadi ke dalam bak persemaian atau wadah yang praktis dan layak digunakan untuk tempat semai.
-    Siram media semai denagn air bersih hingga cukup basah (lembab).
-    Tanamkan buah mawar satu persatu ke dalam media semai sehingga cukup terkubur sedalam 0,5-1,0 cm.
-    Biarkan buah mawar hingga kulit luarnya membusuk pada kondisi media yang lembap, beraerasi baik, dan suhu udaranya sekitar 5 derajat C. waktu yang diperlukan pada perlakuan After Rifening berkisar antara 50-270 hari (tergantung jenis mawar).

b.    Tekhnik penyemaian benih
1)    Ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam media semai.
2)    Pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu bernas yang tenggelam bial dimasukkan ke dalam air
3)    Cuci mawar dengan air bersih.
4)    Tiriskan  biji-biji mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan pada bak persemaian.
5)    Semaikan biji mawar secara merata menurut barisan pada jarak antar-baris 5-10 cm.  Biji akan berkecambah pada umur empat minggu setelah semai.

c.    Pemeliharaan pembibitan/penyemaian
1)    Siram media persemaian mawar secara kontinu 1-2 kali sehari.
2)    Sapih (perjaran) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang sudah  diisi media campuran tanah, pasirdan pupuk organic (1:1:1).

d.    Pemindahan bibit
Pindahkkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22 bulan ke kebun/tempat penanaman yang tetap (permanen).

Pengolahan media tanam

Tempat penanaman mawar dapat dilakukan di lahan kebun, tanam dan dalam pot. Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak berbeda dengan dalam pot/polybag. Persiapan.

a.    Penyiapan lahan kebun/taman-lahan untuk kebun/taman mawar dipilih tanah gembur, subur dan mendapat sinar matahari langsung (terbuka).
-    Bersihkan lokais kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil.

b.    Penyiapan media dalam pot-siapkan media tanam beruapa tanah subur, pupuk organic (pupuk kandang, kompos, Super TW plus) dan pasir. Komposisi media campuran tanah, pupuk kandang, kompos dan pasir,  1:1:1. Campuran tanah dengan super TW Plus perbandingan 6:1.
-    Sediakan pot yang ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman mawar. Pot yang paling baik adalah pot yang terbuat dari bahan tanah dan tidak dicat.
-    Siapkan bahan-bahan penunjang lainnya seperti pecahan bata merah atau genteng atau arang. Bahan tersebut dapat berfungsi sebagai pengisap kelebohan air (drainase) dan memudahkan sewaktu pemindahan tanaman ke pot atau tempat tanam yang baru.

c.    Pengisian media tanam ke dalam pot-dasar pot dilubangi untuk kelebihan air.
-    Basahi pot dengan air hingga cukup basah.
-    Isikan pecahan bata merah/genting/arang padadasar pot setebal ± 1 cm sampai sepertiga bagian  pot, lubang pembuangan air didasar pot jangan tersumbat.
-    Isikan serasah (humus) secara merata setebal ± 1 cm diatas lapisan bata merah/genting.
-    Isikan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk kandang/kompos (1:1:1) atau campuran  tanah dengan pupuk organic super TW Plus (6:1) ditambah sedikit abu dapur. Pengisian media sampai 90% penuh atau 0,5-1,0 cm dibawah batas permukaan pot sebelah atas. Pot siap ditanami bibit (tanaman) mawar.

Pembukaan lahan
1)    Tanah dicangkul sedalam ± 30 cm hingga gembur. 2) biarkan tanah dikeringanginkan selama 15-30 hari agar matang dan bebas dari gas-gas beracun.

Pembentukan bedengan
Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bila akan dirancang taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya dibuat bentuk bentuk yang diinginkan, misalnya lingkaran (bulat) atau guludan-guludan yang serasi denagn lingkungan sekitarnya.

Pemupukan
Pupuk organic (pupuk kandang/kompos 20-30 ton/hektar atau super TW plus 4-5 ton,hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil merapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organic dengan dimasukkan (diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg /tanaman.

Tekhnik penanaman penentuan pola tanam
Buat lubang tanam [ada jarak 60 x 60 cm atau 70 x 70 cm, tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya.

Pembuatan lubang tanam

Untuk membuat lubang diperlukan sekop melengkung supaya diperoleh lubang berbentuk silindris. Ukuran lubang 45 x 45 x45 cm. kedalaman yang baik yaitu apabila tanaman diletakkan dalam lubang, kedudukan bagain percabangan utama (bud union) letaknya sejajar dengan permukaan tanah. Akar mawar tidak dapat menembus tanah terlalu dalam,maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu dalam, cukup 45-55 cm.

Pada saat membuat lubang, tanah dipermukaan (top soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, karena akan digunakan, untuk menutuplubang kembali. Bila daerah itu tertutup rumput, harus diambil dalam bentuk lempengan-lempengan dan diletakkan ditempat teduh, untuk digunakan sebagai pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan organic (seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, dan sebagainya) perbandingan 4 bagian tanah dan 1 bagian bahan  organic. 

Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan bahan organic (dalam ju lah lebih banyak dari pada campuran untuk top soil) dan super posfat (dapat juga dipakai tepung tulang ) 20%. Jumlah super fosfat (dapat juga dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m² tanah, tepung lubang 1,5- 3 kg per 10 m². Lubang diisi top soil dan bahan organic sampai membentuk gundukan.

Cara penanaman

Waktu tanam mawar adalah pada awal  musim hujan (bila keadaan airnya memadai dapat dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yang ditanam beruapa bibit cabutan (tanpa tanah), dan bbit yang berasal dari polybag.

Cara penanaman mawar bibit cabutan:
a.    Bongkar bibit tanaman mawara dari kebun pembibitan secara cabutan.
b.    Potong sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 20-25 cm agar habitus tanaman menjadi perdu (pendek).
c.    Potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas tajam dan steril.
d.    Rendam bibit mawar dalam ai atau larutan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) seperti Dekamon 1-2 cc/liter selama 15-30 menit.
e.    Tanam bibit mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur menyebar ke semua arah. Timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkal leher batang.
f.    Padatkan tanah di sekeliling batang tanaman mawar pelan-pelan agar akar-akarnya dapat kontak langsung dengan air tanah.
g.    Siram tanah disekeliling perakaran tanaman hingga basah.
h.    Pasang naungan sementara dari anyaman bamboo /bahan lain untuk melindungi tanaman mawar dari teriknya sinar matahari sore hari.

Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan  penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan penanaman bibit mawar cabutan. Bibit mawar dari polybag dipindahtanamkan secara lengkap bersama tanah dan akar-akarnya. Tata cara penanaman bibit mawar dari polybag adalah sebagai berikut:
a.    Siram media tanam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah.
b.    Angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekk-tekuk bagian dasarnya agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag.
Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar dapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut.

c.    Tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan jauh dari hari sebelumnya. Letak bibit mawar tepat di tengah-tengah lubang tanam, kemudian urug dengan tanah sampai penuh sambil dipadatkan pelan-pelan.

d.    Siram tanah disekeliling perakaran tanaman mawar hingga cukup basah. Bibit mawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau istirahat dulu.
Pemeliharaan tanaman/penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidka menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.

1.    Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK  (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5.
Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas:90-135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg k2O/ha/tahun atau setara dengan 200-300 kg Urea ditambah 840kg TSP ditambah 250 kgKCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram /pohon pada saat tanam atau 7-15 hari setelah tanam.

Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3-4 bulans sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 diatambah kalium 400 kg k2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan ¼ -1/3  dosis pupuk 337,5-450 kg Urea ditambah 525-700 kg TSP ditambah 100-133 kg KCL per hektar. Pemberiaan pupuk sebaiknya pada saat sebeum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritkecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau disekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.

2.    Pengairan dan penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan:
a.    Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jensi tanah (media).
b.    Waktu pemberian air yang baik padapagi dan sore hari, saat suhu udara dan penguapan air dan tanah tidka terlalu tinggi.
c.    Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantu emrat (gember).

 

Hama dan penyakit

Hama pada bunga mawar

a.    Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn,Aphids)
Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm, berwarna hijau, kadang-kadang tidak bersayap. Menyerang pucuk, sering menempel pada ranting dan kuncup bunga.
Gejala: mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan gejala abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vector virus dan sering meninggalkan cairan madu manis yang menempel pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab embun jelaga (Capnodium sp.).
Pengendalian: menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot insektisida Decis 2,5 EC atau Buldox 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron 500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.

b.    Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang tanaman mawar: kumbang Chafer (Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica Castanca) dan Curculio (Rhyncite bicolor), kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan panjang tubuh sekitar 12 mm, kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm. kumbang Curculio berwarna merah bergaris hitam ± 5 mm.
Gejala : memakan daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak pada bagian yang diserang memakan perakaran tanaman.

Pengendalian : mengumpulkan dan memusnahkan hama tersebut dan cara kimia tersebut dan cara kimia disemprot dengan insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.

c.    Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-hijuan, panjang ±12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar.
Gejala: pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daun sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun.
Pengendalian: merontokkan kepompomg yang menempel pada tanaman, dan disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan.

d.    Tungau (Tetranychus telarius)

Tungau mirip laba-laba, sangat kecil± 0,3 mm, berwarna merah/hijua/kuning. Berkembang biak dengan cepat bila cuaca lembap dan panas, serta sirkulasi udara kurang baik.
Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman, pada bagian daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik merah berwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan.
Pengendalian: disemprot insektisida-akarisida seperti Omite 579 EC atau Kelthane 200 ECatau Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.

e.    Thrips
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-orange/kuning kecoklat-coklatan.
Gejala : merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya.
Pengendalian: pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan

f.    Nematode akar (Meloidygne sp.)
Nematode akar ukurannya sangat kecil (hanya dapat dilihat dengan mikroskop).
Gejala: menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar.
Pengendalian : pergiliran tanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi (nematisida). Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikanG pada saat tanam.

g.    Hama-hama lain:

1)    Ulat daun (Udea rubigalis), menyerang daun dan kuncup bunga sehingga menjadi rusak/bolong-bolong.
Pengendalian : disemprot insektisida, Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt 50 EC atau Confidor70 WSpada konsentrasiyang dianjurkan.

2)    Serangga malam (Night Feeding insect), menyerang daun dan bunga.
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.

3)    Serangga pengisap sel tanaman (Leaf Hoppers), menyerang daun hingga bintik-bintik putih membentuk lingkaran.
Pengendalian ; disemprot denagn insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.

4)    Lalat (dasyncura rhodophaga), ukuran tubuh kecil 1,2 mm, warna coklat kemerah-merahan/kekuning-kuningan. Telur diletakkan pada tunas baru, setelah menjadi larva akan merusak/memakan tunas. Larva menjatuhkan diri ke tanah, kemudian dalam waktu satu minggu berubah menjadi lalat.

Pengendalian: memusnahkan tanaman yang terserang berat dengan dibakar,  menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan insektisida Agrohion 50 Ec, Meothrin 50 Ecatau Ofunack 40 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.

5)    Kutu batang (Aulacapsis rosae) dari family Coccidae, berukuran kecil 3 mm,
Gejala: mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang. Bagian yang terserang akan layu, lambat laun mengering (mati).
Pengendalian : memangkas bagian tanaman yang terserang untuk dimusanhkan/dibakar disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.

6)    Kumbang kecil (Small carpenter bees), ukuran tubuh kecil panjang 8 mm, warna hitam-metalik,
Gejala : melubangi sekaligus merusak batang bagian dalam. Tanaman yang diserang menjadi layu.
Pengendalian : memangkas bagian tanaman yang diserang untuk dibakar atau disemprot dengan insekttisida : Decis 2,5 EC, Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.

Penyakit pada bunga mawar


a.    Bercak hitam

Penyebab : cendawan (jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. (“Black spot”).
Gejala : daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-bercak berdiameter ± 1cm menyatu, sehingga jaringan daun disekitarnya menjadi kuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak dan tajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran. Pengendalian non kimiawi: memangkas bagian tanaman yang sakit dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi : disemprot fungisida yang berbahan aktif propined dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.

b.    Karat daun

Penyebab: cendawan (jamur) phragmidium mucronatum (Pers.ex Pr.) Schlecht.
Gejala : bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang terserang berat akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non kimiawi : pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungsida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang danjurkan.

c.    Tepung mildew

Penyebab: cendawan Oidium sp.
Gejala: terdapat tepung/lapisan putih pada permukaan daun sebelah bawah dan atas. Daun/bagian tanaman yang terserang akan berubah warna dari hijau menjadi kemerah-merahan, lambat laun kekuning-kuningan dan akhirny daun-daun cepat rontok (gugur).
Pengendalian non kimiawi: memetik dau yang terserang untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida  Belerang, atau mengandung bahan aktif Pirazifos.

d.    Bengkak pangkal batang

Penyebab : baketri Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn.
Gejala : terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat permukaan tanah, sehingga tanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati.
Pengendalian non kimiawi : mencabut tanaman yang sakit untuk dimusnahkan dan sewaktu pemeliharaan tanaman (pemangkasan) menggunakan gunting pangkas yang bersih dan steril.
Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif Streptomisisn atau Oksitetrasikin.

e.    Mosaik (belang-belang)

Penyebab : virus (Virus Mosaik Mawar-rose mosaic Virus).
Gejala : daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala.
Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara intensif, penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vector, dan membongkar (eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepada tanaman yang lainnya.

f.    Bercak daun

Penyebab : dua pathogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass, dan alternaria sp.
Gejala : serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-daun tua, sedangkan bercak alternaria berwarna kehitam-hitaman.
Pengendalian nonkimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk dimusnahkan dna menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang mengandung bahan aktif Tembaga (Cu).

g.    Jamur upas
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor (Berk,et Br.) Tjokr.
Gejala : terdapat lapisan kerak berwarna merah pada batang, dan lambat laun batang akan membusuk serta mati.
Pengendalian nonkimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok bagian tanaman yang sakit, kemudian diolesi cat/ter, dapat pula sekaligus memotong bagisan batang yang terinfeksi berat.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Tridemorf.

h.    Busuk bunga

Penyebab : cendawan Botrytis cinerea Pers. Fr.
Gejala : kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna coklat, dna berbintil-bintil hitam.
Pengendalian nonkimiawi : membungkus bunga yang mulai mekar dengan kantong kertas minyak/plastic dan penanganan pascapenen bunga sebaik mungkin.
Pengendalian kimiawi : penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.

i.    Penyakit Fisiologis
Penyebab: kekurangan unsure hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phospor, dan Kalium.
Gejala: kekurangan nitrogen menyebabkan warna daun hijau-muda (pucat) kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (kerdil). Kekurangan phosphor menyebabkan tanaman menjadi kurus dan kerdil, sedangkan kurang kalium daun-daun menjadi mengering disepanjang tepi/pinggirannya.

Pengendalian: pemberian pupuk berimbang, terutama unsure N, P2O5, dan K2O ataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsure haranya tinggi sesuai dengan gejala defisiensi.

PANEN

1.    Cirri dan Umur Tanaman berbunga
Cirri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai bunag potong: kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran  normal. Untuk tujuan bunga tabor pemetikan bunga pada stadium setelah mekar penuh.

Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan penguapan air tidka terlalu tinggi), Di beberapa sentra produsen bunga potong melakukan pemetikan bunga mawar pada malam hari.

2.    Cara pemetikan bunga
Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih dan steril.

3.    Periode panen.
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulas dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.

4.    Prakiran produksi
Tanaman mawar yang dipelhara secara intensif dari jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000 – 280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung dari variertas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan tanaman selama di kebun.

Sumber Buku: BUDIDAYA TANAMAN HIAS, Penerbit: Bangkit Citra Persada
Sumber Gambar: http://www.annies-gardens.com/

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Pecinta Tanaman - 12:52 PM

Tuesday, August 26, 2014

Cara Simple Budidaya Jamur Tiram Dengan hasil Maksimal

Tuesday, August 26, 2014

Diantara jenis jamur yang dapat dikonsumsi, jenis jamur tiram lah yang menurut saya rajanya, kenapa?, karena terbukti dengan banyaknya olahan makanan yang bahan dasarnya terbuat dari jamur tiram yang banyak diminati. 

Bahkan dikota-kota besar sudah banyak pedagang yang memakai roda dipinggir jalan yang menjual jamur krispi dengan berbagai rasa.  Jamur tiram walaupun sering dijadikan menu masakan tapi tidak sedikit juga jamur ini diolah menjadi makanan ringan.

Dengan tingginya minat masyarak Indonesia mengkonsumsi jamur tiram ini menyebabkan kebutuhan akan jamur tiram menjadi meningkat, terutama bagi para penyaji kuliner yang dimana daftar menunya selalu menghadirkan olahan jamur tiram.

Dengan keadaan seperti itu maka tidak heran banyak orang yang melirik cara budidaya jamur tiram ini, dengan tujuan untuk membudidayakannya (home industry). Hal ini bisa menjadi ladang usaha baru bagi siapapun yang ingin menekuni budidaya jamur tiram ini. 

cara budidaya jamur, budidaya jamur, budidaya jamur tiram, cara budidaya jamur tiram, jamur tiram, teknik budidaya jamur tiram

Namun bagi Anda yang akan memulai budidaya jamur tiram ini alangkah baiknya sebelum memulai budidaya mengetahui terlebih dahulu apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana caranya, supaya pada saat melakukan budidaya jamur tiram ini dapat meminimalisir kegagalan, walaupun, kata sebagaian orang yang sudah pernah melakukan budidaya jamur tiram, mereka berkata “sangat simple dan mudah membudidayakan jamur tiram itu...”.

Langkah awal untuk memulai budidaya jamur tiram

Mengenal Jenis – jenis Jamur tiram yang dapat dibudidayakan:
  • Pleurotus floridae jamur tiram ini memiliki warna putih bersih.
  • P. ostreatus jamur tiram ini memiliki warna putih, dan putih kekuningan.
  • P. cystidious jamur tiram ini memiliki warna putih, kemerahan.
  • P. citrinopileatus jamur tiram ini memiliki warna kuning keemasan.
  • P. djamor jamur tiram ini memiliki warna ungu kemerahan.
  • P. eryngii jamur tiram ini memiliki warna kebiruan.
  • P. euosmus jamur tiram ini memiliki warna kecoklatan.
  • P. flabellatus jamur tiram ini memiliki warna merah jambu.
  • P. pulmonarius jamur tiram ini memiliki warna putih keabu-abuan.
  • P. sajor-caju jamur tiram ini memiliki warna kelabu.

Memilih bibit jamur tiram yang berkualitas

Walaupun ada yang berpendapat bahwa budidaya jamur tiram cukup mudah namun untuk pemilihan bibit ini tidak bisa dianggap mudah begitu saja karena tidak boleh asa-asalan harus yang memiliki kualitas bagus supaya hasil budidaya nanti akan maksimal. Tidak jarang diantara para petani jamur melakukan kesalahan atau tidak cermat dalam memilih bibit yang akhirnya menyebabkan miselium tidak tumbuh, tubuh buah tidak optimal dan hasil panen pun tidak maksimal.

Untuk menghindari bibit yang tidak berkualitas ada dua cara yang bisa kita lakukan, pertama, kita membuat sendiri dengan membibitkan bibit murni dan mendapatkan bibit F1, atau yang kedua, membeli bibit yang berkualiitas pada petani jamur atau beli di instansi penyedia bibit yang dapat dipercaya.

Bagi anda yang ingin membeli bibit jamur tiram perhatikan hal-hal berikut ini:

  • Pilih bibit yang telah teruji, cara mengetahuinya dari nilai BER (biological ratio) jamur. Untuk jamur tiram BER nya sekitar 75%.
  • Membeli dari instansi ternama yang memiliki sertifikasi atau dilegalkan pemerintah.
  • Miselium berwarna putih telah tumbuh penuh dan merata di media tumbuhnya. Bila tidak merata, dikhawatirkan pada bagian yang tidak ditumbuhi miselium mudah terkontaminasi.
  • Periksa tanggal pembuatannya atau kadaluarsanya.
  • Mencari informasi dari petani jamur yang sudah berhasil.

Media tanam untuk jamur tiram

Media tanam yang biasa digunakan untuk jamur tiram terdiri dari beberapa bahan yang dikombinasikan menjadi satu, apa saja bahan-bahan itu? Lihat di bawah ini:
  • Serbuk gergaji kayu sebanyak 80%
  • Bekatul sebanyak 10-15%
  • Kapur CaCo₃ sebanyak 3%
  • Dan Air kurang lebih 40-60%
Cara membuatnya:
Untuk membuat 100 kg media jamur tiram  dibutuh kan 80 kg serbuk gergaji kayu, 10-15 kg bekatul, dan 3 kg kapur semua bahan-bahan tersebut aduk sampai merata, kemudian tambahkan air sekitar 60%. Untuk mengetahui media sudah tercampur dengan baik, cara mengetesnya apabila digenggam tidak keluar air dan apabila dilepas tidak pecah. Ukuran diatas cukup untuk 100 baglog.

Fermentasi jamur tiram

Fermentasi media tanam penting dilakukan sebelum media digunakan untuk menanam jamur, yakni dengan cara  didiamkan selama 5-10 hari atau disesuaikan dengan kondisi bahan. Tujuannya adalah agar terjadi proses pelapukan/pengomposan pada media. Selama proses fermentasi, suhu media akan meningkat hingga mencapai 70°C, dan selama itu pula dilakukan pembalikan media setiap harinya agar proses pelapukan bisa merata disemua bagian media. Selain mempercepat pelapukan, fermentasi juga bertujuan untuk mematikan jamur liar yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Media yang siap digunakan ditandai dengan berubahnya warna media menjadi cokelat atau kehitaman.

Sterlisasi media tanam

Media tanam yang telah difermentasi dapat dimasukkan ke dalam kantong plastic jenis polipropilen. Media tersebut kemudian dipadatkan hingga berbentuk seperti botol (baglog). Selanjutnya, pada bagian atas plastic (leher kantong plastic) dipasang ring, disumbat menggunakan kapas,  dan dipasang penutup baglog agar air tidak masuk ke dalam kantong pada saat pengukuran.

Setelah baglog siap, proses sterilisasi dapat dilakukan, yakni dengan cara mengukusnya. Wadah pengukus paling sederhana yang dapat digunakan adalah  drum. Satu drum dapat memuat sekitar 60 baglog. Prinsip kerja sterlisasi adalah memanfaatkan panas uap air pada suhu 95-110°C dalam waktu 8-10 jam. Ketika suhu pengukusan telah mencapai 100°C, pertahankan selama 5 jam. Biasanya, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu 100°C, pertahankan selama 5 jam. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 100°C adalah 3 jam, tergantung dari kestabilan api di tungku. Selanjutnya, wadah pengukus di buka dan didiamkan selama 5 jam agar suhu media tanam dalam baglog kembali normal.

Inokulasi

Baglog yang telah disterilisasi sebaiknya dipindahkan ke tempat inokulasi dan didiamkan selama 24 jam untuk mengembalikannya ke suhu normal. Ruangan inokulasi harus dalam ke adaan steril dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Hal ini penting untuk meminimalisir tercemarnya baglog dari spora pathogen atau bakteri. Berikut tahap-tahap pengisisan bibit ke baglog.
  • Ambil botol bibit F3, lalu semprotkan alcohol ke botol tersebut. Panaskan sebentar mulut botol diatas api spiritus hingga sebagian kapas terbakar, lalu matikan api yang membakar kapas.
  • Setelah kapas penyumbat botol bibit dibuka, aduk-aduk menggunakan kawat yang sudah disterilkan diatas api.
  • Masukkan binit dari botol ke baglog hingga leher baglog penuh, lalu tutup kembali dengan kapas. Setiap balog diisi sekitar 10 g bibit.

Inkubasi

Inkubasi atau pemeraman bertujuan agar bibit yang telah diinokulasi segera ditumbuhi miselium. Untuk menunjang pertumbuhan miselium. Untuk menunjang pertumbuhan miselium pada jamur tiram, delanya ruang inkubasi memiliki suhu 24-29°C, kelembapan 90-100%, cahaya 500-1.000 lux, dan sirkulasi udara 1-2 jam. Setelah 15-30 hari masa inkubasi, biasanya miselium sudah tumbuh hingga separuh bagiab baglog. Bila miselium telah memenuhi baglog, pertanda baglog siap dipindahkan ke rumah kumbung untuk dibudidayakan hingga proses pemanenan. Namun, bila dalam waktu 1 bulan dari masa inkubasi baglog tidak ditumbuhi misellium, berarti proses inokulasi yang dilakuakn tidak berhasil.

Budidaya di rumah produksi atau kumbung

Bila baglog yang telah dipindahkan ke rumah kumbung telah dipenuhi misellium, lakukan pelubangan pada ujung baglog, yakni dengan menggunakan silet yang telah dsterilkan. Lubang tersebut nantinya akan menjadi tempat pertumbuhan tubuh buah jamur tiram.

Bila bibit jamur tiram yang dibeli adalah bibit F4, anda tidak perlu lagi melakukan tahapan penyiapan media hingga masa inkubasi karena bibit F4 dalam baglog bisa langsung ditempatkan di rumah kumbung. Biasanya, tubuh buah jamur akan terbentuk setelah 1-2 bulan dari penempatan baglog ke rumah kumbung.

Parameter yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram

Parameter                     pembentukan Primordia                    pembentukan Tubuh buah
Temperature (°C)                    21-27                                                    21-28
Kelembapan (%)                     90-100                                                 90-95
Waktu tumbuh (hari)              3-5                                                       3-5
Cahaya (lux)                          500-1000                                             500-1000
Sirkulais udara (jam)             4-8               

Catatan di atas hanya rangkuman dari satu judul saja, untuk lebih lengkap dan terperinci silahkan baca buku "Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah Tangga" yang disusun oleh Yohana Ipuk Sunarmi & Cahyo Saparinto, di buku tersebut tidak hanya membahas budidaya jamur tiram saja, jamur-jamur konsumsi lainya pun di bahas lebih jelas.

Sumber Buku: Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah Tangga, Penerbit: Penebar Swadaya
Sumber Gambar: http://lifesofcaphehfamily.blogspot.com/

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Pecinta Tanaman - 9:12 PM

Thursday, August 7, 2014

Jenis Pohon Jati Unggul, Jati Emas, Jati Super, Jati Biotropika

Thursday, August 7, 2014

Apabila kita melihat tanaman pohon jati yang masih muda mukin sepintas bagi kita yang tidak mengetahui lebih detail tentang jenis pohon jati ini akan terlihat sama saja antara satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan saya sendiri, pertama kali memasuki perkebunan pohon jati ketika saya harus mensurvey luas area tanaman tersebut untuk keperluan pemetaan perkebunan, tanaman pohon jati antara area satu dengan yang lainnya tampak seragam seperti tidak ada bedanya.

Namun setelah berdialog dengan para pemilik kebun ternyata bibit yang ditanam itu berbeda-beda, walaupun kalau kita lihat penampilan pohon jati yang masih muda terlihat sama saja (menurut saya yang masih awam tentang pohon jati).

Nah, bagi Anda yang mau memulai membuka perkebunan pohon jati ini, alangkah baiknya kalu Anda memahami dan mengetahui jenis bibit yang baik atau unggul, karena apabila kita menanam bibit yang memiliki kualitas tinggi atau unggul akan berdampak besar pada hasil panen nanti, yaa, karena hasil dari bibit jati unggul ini memiliki kualitas yang baik dan harga akan semakin tinggi dibanding dengan jati biasa.

Dari beberapa jenis nama jati unggul yang beredar dan banyak ditanam oleh pengebun jati di Indonesia, ada beberapa jenis jati unggul yang informasinya sudah tersebar luas di masyarakat, yakni jati unggul, jati super, jati emas, dan jati biotropika.

Pohon Jati, jati Unggul, Jati Emas, Jati Super, Jati Biotropika, tanaman jati, budidaya pohon jati, klasifikasi pohon jati

Jati Unggul

Jati unggul merupakan hasil kloning dari induk berupa pohon jati plus atau jati elit. Pohon jati plus atau elit ini adalah tegakan-tegakan jati yang memiliki keunggulan-keunggulan, seperti pertumbuhan yang cepat, batang bebas yang relative tinggi, dan tingkat kelurusan batang yang lebih baik dibandingkan dengan pohon jati yang tumbuh disekitarnya. Pohon-pohon jati plus atau elit yang digunakan sebagai bibit yang dikloning untuk menghasilkan jati unggul ini merupakan hasil seleksi Perum Perhutani sejak tahun 1982, di Cepu, Jawa Timur.

Dalam sejarahnya, jati plus atau elit yang menjadi cikal bakal jati unggul berasal dari 300 pohon plus yang diseleksi sebagai upaya peningkatan mutu genetic oleh Perum Perhutani yang kemudian ditanam sebagai bank klon dan benih klonal. Hasilnya kemudian dijadikan sebagai sumber bibit melalui pembiakan vegetative mikro (kultur jaringan) atau tissue culture.

Jati Super

Jati super merupakan jati hasil kultur jaringan yang berasal dari kebun jati di Malaysia. Meskipun demikian, menurut Siahaan (2001) asal klon jati super adalah dari Thailand. Biji-biji dari ratusan pohon jati yang didatangkan dari berbagai Negara, seperti Thailand, Indonesia, India, afrika ditanam dilokasi seluas 440 ha. Dari 440 ha jati ini kemudian ditemukan 33 pohon yang pertumbuhannya luar biasa cepat jika dibandingkan dengan pohon lainnya. 

Dalam jangka waktu 15 tahun, 33 pohon jati tersebut garis tengahnya sudah mencapai 35-40 cm, tinggi 20 meter, dab percabangannya diatas 6 meter. Dengan demikian, 33 pohon ini dijadikan sebagai pohon jati induk untuk menghasilkan bibit jati unggul melalui tekhnik cloning dengan nama jati super. Menurut Anton (2000), keunggulan jati super dibandingkan dengan jati biasa dari jenis jati Jawa yang berasal dari biji sebagai berikut.

1.    Pertumbuhan tanaman lebih seragam (99%) sedangakan jati asal bibit dari biji hanya 20%.
2.    Kesehatan bibit terjamin
3.    Tingkat pertumbuhan per tahun lebih cepat
4.    Bentuk batang lebih lurus dan percabangan sedikit.
5.    Biaya perawatan lebih rendah dan perawatan lebih sederhana.
6.    Bibit bebas dari kontaminasi HPT(hama dan penyakit tanaman)
7.    Suplai  bibit terjamin secara kontinu

Jati Emas

Jati emas merupakan bibit unggul hasil teknologi kultur jaringan dengan induk tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar. Jati emas ini sudah sejak tahun 1980 di tanam secara luas di Myanmar dan Thailand. Sementara itu, penanaman jati emas di Malaysia secara  meluas dilakukan pada tahun 1990 dan di Indonesia dimulai pada tahun 1996 dengan penanaman jati emas hingga 1 juta pohon didaerah indramayu, Jawa Barat. Untuk perbandingan, tanaman jati emas berumur 5-7 tahun sudah mempunyai batang denagn diameter 27 cm dan tinggi pohon sekitar 16 meter. Pada umur yang sama, jati bias (konvensional), diameter batangnya baru sekitar 3,5 cm dan tinggi pohonnya sekitar 4 m. dalam tabel berikut ini ditampilkan perkiraan hasil panen kayu jati emas.

Jati Biotropika

Jati biotropika merupakan jati hasil produksi bersama antara Seameo Biotrop dan PT PPA Agricola. Eksplan jati biotropika untuk pertama kalinya berasal dari tunas mikro steril dari jati unggul (genjah/fast growing) milik Seameo Biotrop yang diberi merek dagang jati emas. Jadi, jati emas dan jati biotropika sebenarnya berasal dari satu klon yang sama, yang membedakkan merek dagangnya saja. Munculnya jati biotropika lebih disebabkan permintaan pasar yang begitu besar terhadap bibit jati luhur kultur jaringan, sehingga ceruk pasar yang ada tersebut dimanfaatkan oleh produsen jati biotropika.
Pertambahan diameter jati biotropika minimum 2 cm per tahun,, sehingga sudah dapat dipenen saat berumur 15-20 tahun. Jati biotropika bisa digunakan untuk pigura, kusen pintu dan jendela, dan furniture yang berukuran kecil. Berikut ini perbandingan laju pertumbuhan jati biotropika dengan jati konvensional.
Untuk lebih jelas perkiraan hasil panen dari pohon jati unggul, jati emas, jati super, dan jati biotropika ini Anda bisa membaca lebih lanjut pada sumber buku di bawah ini.

Sumber Buku : MENGEBUNKAN JATI UNGGUL Pilihan Investasi Prospektif, Penerbit: Agro Media Pustaka
Sumber Gambar : http://www.dinomarket.com/


Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Pecinta Tanaman - 11:25 PM

Thursday, July 10, 2014

Cara Menanam Cabe Di Musim Hujan Supaya Berhasil

Thursday, July 10, 2014

Cara menanam cabe di musim hujan memang butuh perhatian khusus terutama dalam memilih varietas cabe yang akan ditanam, karena tidak sedikit para petani  menanam cabe  di musim hujan yang pada akhirnya tidak sesuai yang diinginkan (merugi). Varitas cabe (local maupun hibrida) yang mampu bertahan baik dumusim hujan sangat sedikit. Oleh Karena itu, pengenalan sifat suatu varietas, terutama kepekaan terhadap hama dan penyakit, akan memudahkan penentuan varietas yanga akan ditanam.

Cara Menanam Cabe, budidaya cabe, menanam cabe, cara menanam cabai, budidaya cabai, cara budi daya cabe, bisnis cabe rawit, bisnis cabe, cara tanam cabe

Mengenal Sifat Varietas Local 

Varietas local (non-hibrida) yang mampu beradaptasi dimusim hujan adalah cabe besar tit super LV, dan cabe keriting local.

Tit super LV

Tit super LV meruapak cabe besar dataran rendah yang cocok ditanam sepanjang musim, terutama dimusim hujan. Pertumbuhan vegetative tanaman kuat, batang utama memiliki cabang lateral sedikit sehingga cabang utama tumbuh tegak dan tinggi. Tajuk tanaman kompak, daun berwarna hijau, kurang berlilin dan berukuran sedang. Buah berwarna merah tua pada saat matang, panjang buah 12-14 cm denagn diameter 1,5 cm. Umur panen 90 hari setelah semai dengan potensi hasil 20 ton per hektar.

Keriting local

Banyak varietas cabe keriting local Indonesia yang tahan terhadap hujan. Hal ini karena varietas ini telah diturunkan secara turun-menurun sehingga sangat sesuai untuk daerah local penanaman. Varietas keriting local yang tahan terhadap hujan misalnya keriting local kudus, rembang, lampung, sumatera barat, garut, karo, dan sebagainya. Selain cabe local daerah, ada cabe keriting local yang telah diseleksi perusahaan benih misalnya laris (East West seed), cemeti (Chia-Thai seed), select keriting (selektani), tampar (sang Hyang Seri), andal, prima, dan sebagainya.

a. Laris 
Varietas ini dapat ditanam pada ketinggian  0-700 m dpl. keseragaman tanaman tinggi, batang tegak, besar, dan kuat dengan percabangan banyak. Panjang buah 16-18 cm dengan warna buah merah mengilap pada waktu masak. Rasanya sangat pedas dengan produksi buah mencapai 15-18 ton per hektar.

b. Cemeti
Varietas cemeti merupakan cabe keriting seleksi dari cabai keriting local yang banyak ditanam di Indonesia. Varietas ini mmepunyai ketahanan penyakit yang sangat baik dan sangat sesuai untuk ditanam dimusim hujan. Bentuk buah kecil, panjang, dan keriting. Warna buah merah cerah pada saat masak dengan rasa buah yang sanga pedas. Panen perdana dapat dilakukan pada 75-85 ton/ha.

Cara Memilih Lokasi Penanaman Cabe

Lokasi penanaman merupakan unsur penting dan strategis dalam menentukan kesuksesan usaha bertanam cabe dimusim hujan. Belum tentu lokasi penanaman yang dianggap baik dapat diusahakan untuk bertanam cabe dimusim hujan.

Hindari lokasi bekas lahan Tanaman Solanaceae

Lokasi dipilihkan bekas pertanaman padi atau setidak-tidaknya bukan bekas lahan cabe atau bukan bekas tanaman family Solanaceae (tomat, kentang, terung, dan sebagainya). Lahan bekas tanaman kedelai, kacang hijau, buncis, jagung, kubis bunga, semangka, dan sebagainya dapat digunakan untuk bertanam cabe dimusim hujan. Letak lahan yang akan diusahakan sebaiknya juga jauh dari tanaman cabe, terung, atau tomat karena hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman cabai tersebut akan berpindah ke tanaman lain yang masih muda.

Usahakan lokasi mendapat penyinaran optimal

Pada musim hujan, sinar matahari yang terik jarang muncul.oleh Karena itu, penanaman cabe dimusim hujan sebaiknya dilakukan didaerah yang terbuka dan tidak terlindung tanaman besar seperti pohon kelapa, bambu, atau cengkeh. Dengan demikian, tanaman dapat secara optimal menangkap cahaya matahari. Lokasi penanaman cabai dimusim hujan sebaiknya juga tidak terlalu dekat dengan sungai besar atau berada didaerah cekungan karena beresiko kebanjiran pada saat hujan lebat.

Pilih lokasi yang mudah dijangkau

Pada musim hujan, kecepatan  aliran sarana produksi pertanian ke lahan harus cepat supaya tetap utuh dan tidak rusak. Lokasi yang terlalu jauh masuk ke dalam akan menyulitkan pengangkutan sehingga ada tambahan ongkos angkut tenaga kerja. Lokasi penanaman yang paling baik di musim hujan haruslah dekat dengan lahan jalan untuk menghemat transportasi pengangkutan saprotan.

Hindari tanah liat dan masam

Jenis tanah yang sangat liat/lengket (kurang porous) seperti tanah grumosol dan podzolik merah kuning sebaiknya dihindari karena pembuangan air menjadi sulit bla terguyur hujan terus menerus. Tanah latosol cokelat, andosol, dan jenis tanah lain yang mudah membuang kelebihan air merupakan tanah yang ideal untuk bertanam cabe dimusim hujan.

Derajat kemasaman tanah (pH) sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman cabe. Pada musim hujan, penanaman cabai pada tanah masam (pH<6) harus dihindari karena tanah masam sangat sesuai untuk perkembangan penyakit tanaman yang ditularkan lewat tanah seperti layu Fusarium, Phythophtora, dan lain-lain, derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya cabai berkisar antara pH 5,5-6,8, sedangkan pH optimal 6,0-6,5. 

Pada umumnya tanah di Indonesia ber –pH rendah (masam) yaitu berkisar 4,0-5,5. Untuk meningkatkan pH tanah dapat ditambahkan kapur pertanian seperti kalsit atau dolomite (Calmag). Untuk mengetahui pH tanah dapat digunakan alat pH meter yang tersedia di took-toko pertanian besar.

Usahakan ketinggian penanaman 200-600 m dpl

Lokasi penanaman cabe pada musim hujan dapat berada pada semua ketinggian dari 0-1.200 m dpl. Namun, untuk hasil optimal sebaiknay lokasi penanaman dipilih pada ketinggian 200-600 m dpl. Pada ketinggian di atas 600 m dpl kabut sudah kering turun sehingga kelembaban tanaman terlalu tinggi. Akibatnya perkembangan penyakit sangat cepat.

Mempersiapakan Lahan Penanaman Untuk Musim Hujan

Penyiapan lahan untuk penanaman cabe dimusim hujan berbeda dengan pada saat musim kemarau. Perbedaan itu terletak pada kedalaman dan lebar saluran pembuangan air.

Buatlah bedengan yang mampu mengantisipasi banjir

Pada musim hujan, air sangat melimpah sehingga kelebihan air harus dibuang tuntas. Agar terhindar dari hal-hal buruk selama musim hujan maka bedengan dibuat dengan ukuran sebagai berikut.

  • Lebar bedengan 100-110 cm
  • Lebar selokan 60-70 cm, berarti lebih lebar daripada ukuran  dimusim kemarau. Hal ini untuk memperlancar sirkulasi udara dan mempermudah penyemprotan sebab kondisi tanaman lebih subur pada musim hujan sehingga kemungkinan tajuk tanaman akan saling bertumpukan.
  • Panjang bedengan diusahakan tidak lebih dari 12 m untuk mempermudah pemeliharaan tanaman dan pembuangan air yang berlebihan.
  • Tinggi bedengan minimal 50 cm. agar akar tanaman tidak tergenang langsung pada saat hujan deras. Selain itu, air hujan juga dapat dibuang tuntas sehingga risiko kematian terkurangi. Petani tradisional di Brebes sudah biasa menerapkan hal ini. Petani cabai hibrida yang juga menerapkan cara ini diantaranya petani Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor, Yogyakarta, dan Magelang.

Lakukan pengapuran lahan bersamaan dengan pembajakan

Pengapuran bertujuan untuk menaikkan pH tanah yang semula asam menjadi mendekati netral.  Pengapuran  juga dapat menambah unsur hara kalsium (Ca) maupun magnesium (Mg) yang sangat diperkaptan CaCO3 dan dolomite Ca Mg (CO3). Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 2-4 ton/ha atau sekitar 200-400 g per m².

Pengapuran  pada musim hujan sebaiknya dilakuakn bersamaan dengan pembajakan tanah. Dengan cara demikian diharapkan kapur akan segera bereaksi dan siap menteralkan kemasan tanah sebelum bibit cabai ditanam dilapangan.

Pupuklah bedengan dengan jenis dan dosis yang tepat

Pada musim hujan, total pupuk yang diberikan bersamaan dengan pemasangan mulsa plastic-hitam perak (PHP) sebanyak 85% dari penanaman di musim kemarau karena jumlah air yang melimpah dimusim hujan akan mudah malarutkan pupuk pada bedengan. Namun, perlu perhatikan bahwa pada  musim hujan ini komposisi pemupukan sebaiknya tidak terllau banyak mengandung unsure nitrogen karena unsure nitrogen akan diperoleh juga dari udara bebas.

Kelebihan unsur nitrogen menyebabkan barang tanaman cabe banyak mengandung air (sekulen). Tanaman yang sekulen akan mudah terserang hama dan penyakit. Selengkapnya komposisi pemupukan cabe dimusim hujan.

Jensi dan dosis pupuk cabai di musim hujan
Jenis pupuk                        dosis per tanaman (gram)                            Dosis per ha (kilogram)
Pupuk kandang                                 1.000                                                                     16.000
ZA                                                         20                                                                           320
Urea                                                      10                                                                           160
TSP (SP-36)                                         35                                                                           560
KCl                                                       20                                                                           320
Borate                                                   1                                                                              16
Furadan/Petrofur                                  2                                                                              32

Pupuk kandang diberikan pada saat bedengan selesai 70%. Pemberian dilakukan per bedengan dengan memeprkirakan satu tanaman mendapatkan dosis 1 kg. setelah pupuk kandang ditebarkan, lahan dicangkul kecil-kecil agar pupuk kandang bersatu dengan tanah bedengan. Selang waktu antara penebaran pupuk kandang dan pupuk kimia kira-kira 2 minggu.

Sebelum pupuk kimia ditebarkan, kondisi bedengan yang akan dipupuk harus basah oleh air hujan atau telah tergenangi air pada malam sebelumnya. Pupuk ditebarkan secara merata di seluruh permukaan bedengan. Bedengan kemudian dicangkul agar pupuk berbaur dengan tanah. Setelah itu, bedengan dirapikan dengan menghaluskan/meratakan permukaannya menggunakan potongan bilah bamboo besar atau sisi-sisi tepi cangkul.

Bedengan yang telah dipupuk dan dirapikan disebut sebagai bedengan jadi. Bedengan air ini disiram secukupnya kemudian segera ditutup dengan mulsa PHP.

Pasanglah mulsa dengan bantuan pasak penjepit

Pemasangan mulsa PHP idealnya menunggu saat cuaca panas atau antara pukul 09.00-14.00 sebab dalam kondisi panas, mulsa plastic-hitam perak akan mudah mengembang bila ditarik kencang. Namun, sinar matahari yang terik sulit diperoleh pada musim hujan. Untuk mengatasi hal ini, mulsa PHP dikaitkan terlebih dahulu dengan  perak penjepit mulsa yang terbuat dari bilah bambu pada ujung-ujung bedengan. 

Dengan demikian, bedengan telah tertutup mulsa PHP sehingga pupuk yang telah disebar pada permukaan bedengan tidak hanyut oleh hujan. Esok paginya, pada saat panas, mulsa pada sisi-sisi bedengan dirapkan (dikaitkan) pada tanah.

Sehari menjelang penanaman, dibuat lubang penanaman pada mulsa PHP. Pelubang plastic mulsa berupa pelat besi yang diisi arang bakar denagn diameter lingkaran 10 cm. jarak tanam pada system zig-zag adalah 60 cm x 65 cm, sedangkan pada system berhadap-hadapan 60 cm x 60 cm. untuk mendapatkan hasil optimal, jarak tanam dibuat secara berseling (zig-zag).

Usahakan populasi tanaman tidak terlalu padat

Populasi tanaman cabe dimusim hujan sebaiknya tidak terlalu padat agar tidak merangsang pertumbuhan dan perkembangan hama serta penyakit tertentu. Kepadatan tanaman sebaiknya tidka lebih dari 17.000 tanaman per hektar dan idealnya 16.000 tanaman per hektar untuk lahan datar dan 14.000 tanaman untuk lahan terasering. Jarak tanam yang digunakan untuk musim hujan yaitu 60 cm x 65 cm dengan system tanam zig-zag atau 65cm x 70 cm dengan system tanam berhadap-hadapan antar tanaman.

Apabila lahan penanaman berbentuk terasering (bukan hamparan) maka penananamn sebaiknya dimulai dari hamparan paling bawah. Dengan demikian, bila tanaman paling tua terserang penyakit tidak akan menular ke tanaman yang lebih muda lewat air pengairan.

Gunakan bibit yang seragam untuk penanaman satu petak

Di dataran rendah sampai menengah (0-700 m dpl) bibit cabe hibrida siap ditanam pada umur 20 hari setelah semai, sedangkan cabe local 25 hari setelah semai. Untuk praktisnya, apabial tidak memperhitungkan umur, bibit dianggap siap tanam bila telah berdaun 3-4 helai.

Pada musim hujan, penanaman cabe dapat dapat dilakukan kapan saja, asalkan kondisi udara tidak terlalu panas. Sebelum ditanam, plastic polibag dilepaskan. Caranya, ujung permukaan tanah media semai agak dipadatkan kemudian plastic dibuka secara perlahan (kalau perlu dirobek). Bibit dalam satu patak penanaman harus seragam sehingga pertumbuhan  dan produktifitasnya relative seragam. Apabila dipaksakan menanam bibit yang kurang seragam dalam satu bedengan maka bibit yang ukurannya kecil akan kalah dalam penyerapan air makanan dari tanaman disekitarnya.

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.

Sumber Buku : Kiat Sukses BERTANAM CABAI DI MUSIM HUJAN, Penerbit : Penebar Swadaya
Sumber Gambar : http://www.dreamstime.com/royalty-free-stock-images-red-chilli-pepper-plant-image23161749

Pecinta Tanaman - 11:14 PM