;

Translate

Friday, September 12, 2014

Budidaya Tanaman Hias: Aglaonema Sri Rejeki

Friday, September 12, 2014

Sri rejeki disebut juga aglaonema atau Chinese Evergreenmerupakan tanaman dari family Araceae. Genus aglaonema terdiri dari sekitar 30 spesies, habitat asli tanaman ini adalah dibawah hutan hujan tropis, tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembaban tinggi. Kini berbagai macam aglaonema hybrid telah dikembangkan. Hybrid dari tanaman warna, bentuk, ukuran daun sehingga berbeda dari spesies alami.

Sifat tanaman aglaonema dan syarat tumbuhnya

Sifat dari tanaman aglaonema beragam, ada yang dapat terkena sinar matahari dan ada juga yang harus ternaungi, sebagian aglaonema dapat hidup ditempat lembab dan sebagian lagi ditempat sedikit kering, tanaman aglaonema tergolong bandel, mudah dirawat dan cocok dijadikan tanaman indoor, apalagi aglaonema terkenal dengan motif daunnya yang indah.

Syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pertumbuhan aglaonema yang optimal adalah lokasi, cahaya, kelembaban dan suhu.

Lokasi yang ideal untuk merawat sri rejeki adalah daerah yang berketinggian 300-400 m diatas permukaan laut, namun tidak menutup kemungkinan juga dapat tumbuh baik di dataran rendah, sesuai habitatnya aglaonema menyukai lokasi yang teduh dengan pencahayaan terbatas, intensitas sinar matahari berkisar antara 10-30%.

Budidaya Tanaman Hias, Aglaonema Sri Rejeki, aglaonema, budidaya aglaonema, tanaman hias aglaonema


Kelembapan yang cocok untuk merawat aglaonema adalah 50-70%, di kisaran itu tanaman tumbuh baik, lebih dari 75% dapat menyebabkan tumbuhnya cendawan pada media tanam, selain itu juga sisa suhu menunjang pertumbuhan, lokasi sebaiknya bersuhu 28-30 C pada siang hari dan 20-22 C malam hari dan dibantu juga dengan sirkulasi udara yang baik.

Media Tanam untuk Aglaonema

Untuk memiliki tanaman aglaonema yang tumbuh  sehat dan baik diantaranya adalah dengan menggunakan media dengan komposisi yang pas, media dengan tingkat keasaman/pH dan porotisitas (Porous) yang ideal sangat baik untuk pertumbuahn aglaonema, media tanam aglaonema juga harus steril, yaitu bebas dari penyakit, tidak mudah lapuk dan hancur karen air, mudah diperoleh dan harganya terjangkau, aglaonema dapat tumbuh dengan baik pada media denagn pH 7 atau disebut juga pH netral yang kaya akan zat hara, angka pH dengan selisih 0,5-1 masih dianggap pH ideal.

Porous artinya mudah mengeluarkan kelebihan air, tingkat porotisitas yang dibutuhkan pada media tanam sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu ketinggian dan hujan rendah, media tanam sebaiknya  harus bisa menahan air sehingga media tidak kekeringan, sebaliknya didataran tinggi yang umumny sering hujan sebaiknya menggunakan media dengan porositas tinggi agar kelebihan air mudah dikeluarkan.

Berikut macam jenis unsur yang digunakan untuk media tanam sri rejeki, yang tentunya dengan tingkat porositas yang berbeda dengan kekurangan kelebihan masing-masing, kombinasi beberapa unsure media dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan factor lingkungan :
  • Pakis, sekam bakar, pasir malang, humus (1;1;1;1)
  • Pakis, pasir malang, sekam bakar, cocopeat (2;1;1;1)
  • Pakis, sekam bakar, pasir malang, cocopeat (2;1;1;1)
  • Cocopeat, sekam bakar kompos organic (5;3;2)
  • Pakis, pasir malang, kaliandra (3;2;1).
Jenis unsur media tanam

Pakis
Pakis dapat menyimpan air dengan baik dan  memiliki drainase yang bagus, akar dapat menyerap air dengan mudah dan leluasa untuk berkembang, tidka mudah lapuk dan memilki daya tahan cukup tinggi.

Sekam bakar
Sekam bakar memiliki kelebihan unsure yang terletak pada sifatnya yang steril dan daya tahannya mencapai 1 tahun, aerasinya cukup baik namun daya serapnya terhadap air kurang baik, sehingga harus dicampur dengan unsure yang dapat menyerap air.

Pasir malang
Pasir malang unsure media yang tingkat porotisitasnya cukup baik, karena itu penggunaannya digunakan untuk mencegah media yang terlalu basah dan air yang menggenang.

Cocopeat
Cocopeat adalah  sabut kelapa hasil olahan, unsure ini sangat cocok digunakan bial menginginkan media ynag cukup lembab untuk aglaonem khususnya didaerah yang kering dan panas, cocopeat dapat menahan air cukup lama dalam jumlah yang banyak, namun sifatnya mudah lapuk.

Kaliandra
Kaliandra cocok digunakan sebagai media di daerah kering dan panas, media ini cenderung cepat lembab sehingga rawan terjangkit cendawan pengganggu, sifatnya mudah lapuk dan hanya bertahan 4-6 bulan.

Penyiraman
Sri rejeki termasuk tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah cukup, jadi penyiraman hal penting yang mesti diperhatikan agar aglaonema tumbuh baik, tepi tidak sampai mengegnagi medianya, frekuensi dan dosis penyiaraman perlu diatur sesuai dengan kondisi media dan lingkungan setempat.

Pemupukan
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman sri rejeki, kebutuhan nutrisi sangat penting, beragam merek pupuk majemuk/anorganik mudah diperoleh, bahkan saat ini sudah banyak beredar pupuk khusus aglaonema. Sebelum memilih, cermati dulu komposisi nutrisi dan penggunaanya, barulah cara dan dosis pemberiannya, pemberian pupuk dengan dosis rendah, tetapi sering diberikan akan menghasilkan tanaman kualitas baik dibanding dengan pemberian sesekali dengan dosis tinggi.

Mengganti emdia tanam/repotting
Untuk menjaga agar kulaitas aglaonema tetap baik perlu dilakukan penggantian media tanam, media tanam yang baik akan membuat aglaonem tumbuh dengan sehat, penggantian media tanam/repotting aglaonema dilakukan setiap 6-12 bulan sekali, repotting juga dibutuhkan oleh tanaman yang sudah terlalu besar sehingga tidak sebanding lagi dengan ukuran pot.

Hama dan penyakit

Hama
Hama adalah hewan penggenggu tanaman secara fisik masih dapat dilihat secara kasat mata tanpa bantuan alat. Hama pada aglaonema bermacam-macam dan gejalanya berbeda-beda diantaranya:
  • Hama ulat ada yang menyerang daun, yaitu spodoptera sp dan ada juga yang menyerang batang, yaitu Noctuidae.
  • Kutu putih (kutu kebul) sering menyerang aglaonema di dataran rendah dibanding di dataran tinggi. Kutu putih menyerang batang dan daun bagian bawah, kutu tersebut mengisap cairan daun dan meninggalkan jelaga pada daun.
  • Belalang menyerang tanaman aglaonema sama hal nya dengan ulat, yaitu menyerang daun.
  • Kutu sisik menyerang daun, pelepah, batang dan bunga, bentuknya seperti lintah denagn ukuran yang lebih kecil, kutu sisik ini dapat menyebabkan daun mengerut, kuning, layu dan akhirnya mati.
  • Kutu perisai ini menyerang bagian daun, kutu ini biasanya terdapat koloni dengan membentuk barisan di bagian tulang daun, kutu ini memiliki bentuk seperti perisai pada bagian punggungnya.
  • Root mealy bugs menyerang bagian akar tanaman, bentuknay seperti kutu putih, tanaman menjadi kurus, kerdil, daunnya mengecil dan layu.
Penyakit
Penyakit pada tanaman khususnya aglaonema disebabkan oleh 2 patogen, yaitu cendawan dan bakteri. Jumlah cendawan yang menyebabkan penyakit pada umumnya lebih banyak dibanding bakteri, berikut penyakit yang biasanya menyerang aglaonema.
  • Layu Fusarium, gejala serangan ditandai denagn tulang daun yang pucat berubah warna menjadi coklat keabuan lalu tangkainya membusuk, penyebabnya adalah media yang selalu basah sehingga media tanam ber-pH rendah, yang kondisi tersebut membuat Fusarium oxysporium leluas berkembang.
  • Layu bakteri, ditandai dengan daun dan batang yang melunak serta bau yang tak sedap.
  • Busuk akar, ditandai dengan daun yang menjadi pucat lalu busuk, batang yang berlubang dan layu, akarnya berwarna coklat kehitaman, yang disebabkan media terlalu lembab sehingga menyebabkan cendawan cepat berkembang.
  • Bercak daun, yang disebabkan oleh cendawan, penyakit ini ditandai dengan adanya bercak pada daun yang lama kelamaan membusuk.
  • Virus, pada aglaonema ditandai dengan daun yang berubah menjadi kekuningan atau menjadi keriting, oerubahan tersebut karena virus dapat menghancurkan klorofil dan jaringan lainnya pada daun, virus susah ditanggulangi, perawatan dan pengendalian lingkungan yang baik merupakan cara pencegahan yang paling efektif.

 

Budidaya sri rejeki

Sri rejeki dapat dibudidayakan dengan menanam bonggolnya. Dari satu bonggol bisa didapatkan 2-3 anakan baru.setelah 6 bulan, pisahkan anakan baru tersebut dari induknya.

Aglaonema bisa dikembangbiakkan dengan  lebih cepat dengan cara memotong pucuk. Dengan cara ini, tanaman induk akan terangsang untuk mengeluarkan tunas baru. Dari satu potongan pucuk, bisa didapatkan 2-3 anakan baru lagi. Anakan dari potongan pucuk ini dapat dijadikan bibit setelah memiliki 5-7 helai daun.

Jika anda menggunakan dua metode ini sekaligus, dari satu tanaman saja bisa didapatkan 5-6 anakan sri rejeki baru.

Metode memotong pucuk bisa lebih optimal hasil jika metode ini dilakukan pada aglaonema dewasa yang memiliki 8-10 helai daun. Namun, kondisi tanaman induk harus diperhatikan. Pilihlah induk yang sehat, daun dewasa yang segar dan kokoh atau daun muda tidak mengecil. Akarnya juga harus kuat dengan kriteria berwarna putih, gemuk, dan tidak busuk. Sebelum melakukan pemotongan pucuk, sebaiknya benamkan bagian batang lebih dalam ke tanah hingga 8-10 cm.

Frekuensi pemberian pupuk pun boleh ditingkatkan 2-3 minggu sebelum pemotongan pucuk. Jika biasanya pemberian pupuk dilakukan 1 x seminggu, sebelum pemotongan digandakan menjadi 2 x seminggu.

Cara melakukan pemotongan pucuk adalah sebagai berikut:
  • Siapkan pisau dan alat pengorek
  • Korek media untuk melihat kondisi akar (ingat kriteria akar yang kuat)
  • Potong batang aglaonema dan sisakan satu daun pada bonggol tanaman induk, yang dimaksudkan agar tanaman induk dapat berfotosintesis menghasilkan makanan, sehingga tunas baru yang muncul nanti akan besar-besar.
  • Pada bagian yang dipotong, baik pada bonggol yang tersisa juga pada potongan pucuk, olesi antiseptic (betadine atau campuran pinang + sirih) untuk menutup luka.
  • Tanam potongan pucuk  dalam media berupa campuran tanah sekam, pasir malang, humus andam, dan pakis (rasio berturut-turut 1:5:2:2).
  • Siram secara teratur, dan letakkan ditempat yang teduh
  • Tunas baru akan muncul dalam waktu 1 bulan.
Anakan yang anda dapatkan dari hasil pemotongan pucuk belum tentu memiliki akar. Ketika anda memindahkan anakan aglaonema yang belum memiliki akar yang kuat maka gunakan metode bungkus plastic. Tanam anakan baru tersebut  dalam pot, kemudian membuat sungkup dari plastic bening.

Dengan demikian, kelembaban dalam sungkup tinggi (mencapai 80%), suhu tetap stabil. Hal tersebut emmungkinkan terjadinya peningkatan laju metabolism sehingga akar lebih cepat tumbuh.a kar akan muncul setelah 3 minggu disungkup dan siap dipindahkan ke luar. Sungkup plastik being dan dapat juga diganti denagn tabung transparan dari bahan plastic jika memungkinkan. Tabung plastik lebih daripada plastik bening bisa karena tidak akan sobek.

Sumber Buku: BUDIDAYA TANAMAN HIAS, Penerbit: Bangkit Citra Persada
Sumber Gambar: http://archive.kaskus.co.id/

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.


www.bestbudidayatanaman.com adalah blog personal yang tidak berafiliasi dengan institusi manapun. Blog ini berbagi informasi tentang buku-buku yang membahas budidaya tanaman secara detail dan isi kontennya pun merupakan sinopsis buku-buku tentang tanaman. Hak cipta atas informasi dalam blog ini sepenuhnya milik masing-masing penulis/penerbitnya. Lebih jelas baca di halaman DISCLAIMER

Pecinta Tanaman - 9:38 AM