Di Jawa, bunga kenanga pada umumnya diperdagangkan sebagai bunga tabur pada waktu ziarah ke makam atau sebagai bahan campuran tembakau untuk mengharumkan tambakau. Sedangkan di Banyumas (Jawa Tengah), ekstrak bunga kenanga yang dikeringkan digunakan untuk obat malaria. Di ujung pandang dan juga di jawa, bunga kenanga diolah menjadi minyak rambut (bahasa Jawa: lengocem-ceman) dengan cara dimasukkan ke dalam minyak kelapa dan dipanaskan sehingga minyak tersebut beraroma kenanga.
Para wanita di Malaysia dan pulau Bali menggunakan bunga kenanga segar untuk mengharumkan rambut, pakaian dan tempat tidurnya. Sedangkan para wanita di Thailand menggunakan remasan bunga kenanga segar sebagai pengharum tubuh setelah mandi.
Bunga kenanga dapat diambil minyak atsirinya dengan cara disuling. Minyak atsiri ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan sudah sejak lama menjadi komoditi ekspor; Indonesia telah mengekspornya ke benua Eropa sejak tahun 1864 ( Grevelink, 1883). Di Negara-negara pengimpor, minyak kenanga digunakan sebagai bahan parfum dan sabun mandi.
Potensi alam Indonesia memang besar. Dari sekitar 70 jenis tanaman penghasil minyak atsiri yang ada didunia, sekitar 40 jenis berada di Indonesia. Malah kini 3 jenis diantaranya mampu memonopoli pasar dunia. Salah satunya adalah minyak kenanga, sayang monopoli tersebut ternyata masih juga belum mampu mencukupi permintaan dunia. Kebutuhan dunia setiap tahunnya sekitar 75-100 ton minyak kenanga, tetapi sayang sampai kini produksi di dalam negeri masih tetap sekitar 50 ton.
Di dalam negeri, minyak kenanga diproduksi di daerah-daerah kabupaten Serang dan Cirebon (Jawa Barat). Kabupaten Boyolali (Jawa tengah) dan Kabupaten Blitar (Jawa Timur). Saat ini kabupaten Blitar merupakan produsen minyak kenanga terbesar di Indonesia dengan areal tanaman kenanga seluas 1.192 hektar (1989), melibatkan sekitar 6.000 petani, dan memiliki 84 ketel penyulingan dengan kapasitas sekitar 25 ton bunga kenanga setiap hari pada musim panen raya. Usaha minyak kenanga di Kabupaten Blitar ini dikelola oleh Koperasi Indrustri Kerajinan Rakyat (Kopinkra)”kenanga”.
Nilai guna kayu kenanga
Kayu pohon kenanga memiliki nilai guna. Rumphius (orang bangsa Belanda Zaman V.O.C yang gemar mengamati dan meneliti tanaman Indonesia) dalam majalah Teysmannia (1896) mengemukakan bahwa kayu kenanga kebanyakan digunakan untuk batang korek api dalam indrustri Korek api.
Di daerah Aceh, kayu kenanga banyak digunakan untuk sampan; di daerah Jawa Tengah digunakan untuk pembuatan paying tradisional; dan di daerah Kabupaten Boyolali digunakan untuk batang sapu ijuk. Sedangkan di Malaysia, kayu kenanga sering digunakan untuk pembuatan tong karena kayu kenanga bersifat resonan.
Nilai Guna Kulit batang kenanga
Di daerag Minahasa, kulit batang kenanga yang digulung dapat digunakan sebagai tempat menyimpan jala bagi para nelayan. Didaerah Manado, kulit batang kenanga sering digunakan untuk membuat tali (tambang). Menurut Rumphius, orang-orang Sunda (Jawa Barat) menggunakan kulit batang kenanga dibuat seperti salep untuk mengobati penyakit kudis, busung air dan pembesaran limpa.
Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.
Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.
Sumber Buku : Budidaya Kenanga. Penerbit, KANISIUS
Sumber Gambar : http://shuangxingfu.blogspot.com/
|
|
Pecinta Tanaman
| Follow @cara_budidaya |
|
