Untuk penanaman jamur kayu secara alami, digunakan batang/ranting dari tanaman berkeping dua atau Dicotyledoneae, terutama tanaman yang berkayu (cukup keras, keras, kurang keras) seperti ter;ampir dalam daftar.
Menurut pengamatan kami, kayu yang diambil/dipotong pada musim kemarau atau permulaan musim penghujan akan lebih baik bila digunakan sebagai bahan tanam untuk jamur kayu daripada musim-musim berikutnya.
Bagi iklim subtropics, waktu yang terbaik untuk pemotongan kayu dilakukan pada musim gugur sampai musim semi. Kedua hal tersebut diatas disebabkan karena kadar karbohidrat (lignine) yang terkandung pada kayu pada saat itu adalah maksimal.
Agar memudahkan pengangkutan, penanaman dan pemeliharaan jamurnya nanti, hendaklah kayu yang ditebang dipotong-potong dengan ukuran panjang:
20-30 cm, untuk gelondong besar
40-50 cm, untuk gelondong sedang
Kemudian kayu dikeringkan sesuai dengan kerasnya. Kayu yang lebih keras memerlukan waktu yang lebih lama daripada kayu yang kurang keras. Pengeringan minimal berkisar 2 bulan pada cuaca yang cerah.
Penggunaan bibit.
Disebut penanaman jamur kayu secara alami, karena penanaman cara ini belum mempergunakan bibit secara buatan dan hanya mengandalka spora dari alam. Bagaimanakah kita tahu bahwa di kebun kita terdapat spora jamur.
Sesuai dengan perkembangan spora jamur yang tersebar di alam, maka penanaman jamur sisitim inipun menghendaki perlakuan secara akami. Misalnya dengan menaruh pokok-pokok kayu dibawah pohon yang rindang, agar spora menempel pada pokok kayu tersebut dan hidup disitu.
Karena kita tidak bisa menyelekisi bibitnya, maka pada pokok-pokok kayu tersebut bisa tumbuh beraneka jenis jamur kayu, sesuai dengan syarat optimal mereka misalnya : jamur tiram, jamur kuping, jamur papan, atau jamur paying kayu.
Terpaksalah kita menyeleksi setelah spora itu tumbuh menjadi jamur-jensi mana yang akan dipilih menyesuaikan pasaran ataupun situasi/kondisi setempat.
Tekhnik penanaman
Menanam jamur secara alami, pada hakikatnya hanya mempersiapkan medianya, yaitu pokok-pokok kayu dan menyiapkan kondisi pertanaman sebaik-baiknya.
Pokok-pokok kayu yang telah dipotong-potong dikeringkan terlebih dahulu, minimal 2 bulan pada waktu cuaca cerah. Bahkan pada kayu yang sangat keras pengeringan bisa makan waktu sampai 6 bulan.
Dengan pengeringan, diharapkan agar kayu mengalami pelapukan dan tidka bertunas kembali serta mematikan jenis fungi tingkatan rendah.
Setelah dirasa cukup masa pengeringannya, pokok kayu direndam dalam air sampai 2 hari 2 malam lalu dipindahkan ke tempat yang teduh/lembab, misalnya dipekarangan dibawah pohon.
Jangan lupa menyiram 1-2 kali sehari, tergantung kekeringan/kebasahan kayu setiap harinya.
Untuk daerah tropic seperti di Negara kita, waktu paling tepat penebangan/pemotongan kayu adalah sekitar bulan juni dan waktu pengeringannya bulan Juli-Agustus (terutama daerah P. Jawa).
Sedangkan perendaman kayu dan penempatannya di bawah pohon, diharapkan setelah musim hujan tiba. Dengan demikian kita tidak akan terlalu banyak tenaga untuk menyiram kayu tersebut.
Utnuk penempatan pokok kayu, bisa dipasang 2-3 tiang bamboo, yang diatasnya dihubungkan dengan bamboo/kayu untuk tempat berdirinya pokok kayu tersebut.
Pokok kayu didirikan agak miring, agar tidka mudah roboh karena angina tau karena geser-geseran.
Agar pengaturan suhu dan kelembaban cukup konstan, diatas penempatan poko kayu bisa dikerodong plastic, seperti yang dikerjakan di daerah Bogor.
Sedangkan didaerah Cicurug, diatasnya adalah para-para tempat tumbuh tanaman labu siam, yang diharapkan cukup meneduhi tanaman jamur kayunya.
Sumber: Jamur Kayu, Penebar Swadaya
Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui Facebook, google plus, atau twitter dengan cara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terima kasih atas partisipasinya.
Pecinta Tanaman